Selamat membaca ygy!
xxx
"TIUP LILINNYA ... TIUP LILINNYA ... TIUP LILINNYA SEKARANG JUGA ... SEKARANG JUGAAAA ... SEKARANG JUGAAAAA...."
Ketiga orang itu meniup lilin berangka 3 yang berada diatas kue ulang tahun. Seharusnya Dafi yang meniup kuenya, berhubung balita itu berada digendongan Gaffi membuat balita itu tidak sanggup untuk meniup lilin itu hingga padam, jadi kedua orang tua itu membantunya.
Terdengar suara tepuk tangan dengan meriah, sesekali ada yang mengucapkan 'selamat ulang tahun, Dafi' dan masih banyak lainnya. Husna yang mendengarnya pun, langsung mengucapkan terima kasih pada anak panti.
Riana dan Zidan selaku Oma-Opa nya Dafi pun tidak ketinggalan untuk ikut meramaikan ulang tahun cucunya lewat sambungan video call. Terlihat aura kebahagiaan dari kedua wajah Oma dan Opa yang menyaksikan cucu kesayangan berulang tahun ke-3 tahun.
Setelah selesai meniup lilin, kini acara pemotongan kue. Tentu potongan kue pertama akan diberikan oleh Gaffi, kemudian Husna, selanjutnya akan diberikan pada ibu panti.
Ibu Yani, selaku pengurus Panti Asuhan Pelita. Ibu Yani memang sudah mengenal lama kedua orang tua Gaffi, karena beliau adalah selaku donatur dari Panti Asuhan ini. Wanita paruh baya itu sudah melihat kebaikan dari Riana dan Zidan yang selalu memberikan kebutuhan serta fasilitas yang lengkap untuk Panti.
Bu yani menerima kue pemberian Husna, ia sempat mengelus pucuk kepala balita itu yang sudah menginjak umur 3 tahun. "Selamat ulang tahun, Dafi. Semoga jadi anak yang soleh dan berbakti kepada kedua orang tua. Ibu terima ya kuenya,"
"Aamin... terima kasih ibu," jawab Husna yang mewakili Dafi. Balita itu hanya tersenyum.
Selesai dengan pemotongan kue ulang tahun, kini acara dilanjut dengan acara makan-makan. Suasana Panti Asuhan terlihat sangat ramai, banyak anak-anak yang sedang bermain dan sebagian sedang makan.
Sambungan telepon yang masih berlangsung membuat Riana dan Zidan paham bahwa anak serta menantunya perlu waktu berdua sebagai masa pendekatan satu sama lain. Memang terbilang sangat lambat, seharusnya pendekatan dilakukan saat awal-awal pernikahan, bahkan pernikahan mereka sudah menginjak satu tahun lebih. Dengan berbagai ujian yang mereka rasakan dan akhirnya mereka bisa lalui bersama. Meski sempat berpikiran untuk berpisah dan memilih untuk hidup masing-masing. Ternyata rencana Tuhan lebih indah dari apa yang mereka berdua kira.
"Sekali lagi selamat ulang tahun ya cucuku sayang, hadiah untuk cucuku akan segera hadir. Tunggu Oma dan Opa datang ya. Kalau begitu Mami tutup ya. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab pasutri tersebut.
xxx
Kedua tangan gadis itu penuh membawakan piring berisi lauk serta sebotol air mineral. Husna membawakan nasi tumpeng untuk sang suami, mengingat sekarang sudah masuk jam makan siang. Ia melangkah untuk mendekati Gaffi yang sedang mengajak main anaknya di ayunan.
"Mas Gaffi makan dulu, sudah masuk jam makan siang," kata Husna seraya memberikan sepiring nasi tumpeng berserta lauknya. Tak lupa juga sebotol air mineral agar tidak serat setelah makan.
Bukannya menerima pemberian dari sang istri, Gaffi hanya memandang makanan itu tanpa minat. Fokusnya ia alihkan pada Dafi yang sedang ingin dimanja. Faktor pekerjaan yang berhasil menyita waktu pria berusia 30 tahun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFNA
EspiritualNote : setelah membaca cerita ini, silahkan ambil sisi baiknya saja! Ini kisah dua insan yang harus menikah saat Riana--- selaku majikan Husna memintanya untuk menikah dan menjadi istri dan ibu sambung untuk Dafi. "Kamu yakin mau jadi istri dan ibu...