Happy reading guys!
Setelah membaca tinggalkan jejak kalian ya!
Hargai penulisnya dan jangan jadi pembaca gelap.
◇ ◇ ◇
Sore ini ibu muda itu ingin mengajak anaknya untuk makan di Taman yang tersedia didalam komplek perumahannya. Sepeda kecil yang sudah Husna keluarkan untuk Dafi gunakan. Mungkin balita itu merasa bosan hanya didalam rumah saja, maka dari itu Husna mengajak makan sore di Taman, hitung-hitung cuci mata. Disana juga pasti banyak anak-anak yang seumuran dengan Dafi, biasanya kalau tidak bersama ibunya, pasti sama pengasuhnya.
"Dafi mamam dulu ya," ujar Husna saat memberhentikan dorongan di sepeda Dafi, balita itu langsung membuka mulut kecilnya saat sang ibu menyuapinya.
"Haduh anak ganteng sudah mandi saja," itu suara ibu Inggrit, salah satu tetangga Husna yang baru ia kenal. Husna memang jarang sekali keluar rumah, kalau ada keperluan saja ia keluar rumah.
Mata bulat Dafi mengarah ke ibu Inggrit, ia menatapnya dengan tatapan yang begitu menggemaskan. Inggrit pun yang melihatnya menjadi gemas, ia mencubit pelan pipi gembul balita itu. "Halo, Nek," suara itu suara Husna, ia hanya mewakili Dafi saja.
Inggrit tersenyum kearah Husna, meskipun belum terlalu lama mengenal Husna, tetapi Inggrit merasa sangat dekat dengan gadis cantik yang sudah berstatus istri dan ibu muda itu. "Tumben keluar rumah, Nak. Bosan ya Dafi?" Tanya Inggrit.
"Iya, Bu, Husna ajak dia biar gak bosan, makanya aku ajak ke Taman saja," jawab Husna memberitahu.
"Papanya belum pulang, Nak?" Gaffi, pria yang jarang sekali untuk keluar rumah. Pekerjaannya itu yang berhasil menyita semua waktunya.
Husna menggeleng, "Belum, Bu. Pulang malam mungkin," Inggrit mengangguk paham, ia mengetahui itu karena sebelumnya memang Husna memberitahu bahwa suaminya itu memang pengusaha yang sibuk. Jadi wajar, jika pria itu jarang terlihat. "Yasudah ibu pamit dulu, nanti Bapak cariin ibu,"
"Hati-hati, Bu,"
"Nenek pulang dulu ya, nanti main kerumah, pasti Kakek senang ada Dafi," ujar Inggrit pada Dafi.
"Iya, Nek," Husna mewakili Dafi.
● ● ●
Setelah itu Husna kembali melanjutkan jalannya menuju Taman. Tiba ditempat yang dituju, Husna mendudukan dirinya dikursi kayu, suasana terlihat begitu ramai. Meskipun suasana Taman begitu ramai, tetapi ia sama sekali tidak mengenali orang-orang yang ada disana, barangkali ada tetangganya yang sedang di Taman, pikirnya.
Tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampiri Husna dan Dafi. Terlihat balita itu begitu menggemaskan saat melihat kearah Dafi yang sedang disuapi oleh sang ibu.
"Hallo, siapa namamu?" Tanya wanita itu yang sedang menggandeng balita yang umurnya sepantaran dengan Dafi.
"Dafi, Tante," jawab Husna.
Husna tersenyum ramah saat melihat wanita itu sudah ada dihadapannya, ia bisa menebak bahwa wanita itu lebih tua umurnya dibanding Husna. "Aku Zahra, kamu?"
Husna menyambut baik perkenalan dari mbak Zahra, ia membalas uluran tangan itu. "Aku Husna, Mbak," jawab Husna dengan sungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFNA
SpiritualNote : setelah membaca cerita ini, silahkan ambil sisi baiknya saja! Ini kisah dua insan yang harus menikah saat Riana--- selaku majikan Husna memintanya untuk menikah dan menjadi istri dan ibu sambung untuk Dafi. "Kamu yakin mau jadi istri dan ibu...