Selamat membaca
Xxx
Selesai shalat subuh, ibu dua anak itu sudah bangun dan menyiapkan segala keperluan sang suami dan anaknya. Mulai dari memasak, merapikan rumah, menyiapkan pakaian suami dan anaknya.
Ibu dua anak itu saat ini sedang membangunkan sang anak. Husna duduk di sisi ranjang lalu mengusap kening sang anak. "Sayangnya Bunda, bangun yuk,"
Dafi menggeliat dari bangunnya. Dafi adalah tipe anak yang tidak susah di bangunkan dari tidurnya. "Sudah pagi ya, Bunda?" Tanya Dafi.
Husna tersenyum tipis, perilaku Dafi ke Husna membuat sang ibu itu merasakan hangatnya kasih sayang anak dan ibu. "Sudah abang, sekarang abang mandi ya nanti sekalian dianter sama Papa,"
Dafi hanya menurut saja sembari mengangguk.
Husna mengerjakan pekerjaannya dengan begitu cepat, saat ini ia sedang menuntun Dafi untuk di bawanya ke arah meja makan sembari menunggu Gaffi turun ke bawah.
Sembari menunggu Gaffi turun, Husna menyiapkan bekal untuk anak dan suaminya. Setelah selesai menyiapkan bekal, tak lama kemudian Gaffi turun ke bawah.
"Selamat pagi," sapa Gaffi dengan senyum hangatnya.
Husna membalasnya dengan senyuman juga. "Pagi juga,"
Mereka makan dengan tenang setelah sarapan selesai Gafi dan Dafi menuju garasi untuk naik mobil. Sebelum berangkat seperti biasa Husna mencium tangan sang suami, sedangkan Dafi mencium tangan Husna.
Husna menyamakan tingginya dengan sang anak. "Abang belajar yang rajin ya, nanti setelah pulang sekolah abang boleh main sama adik,"
Dengan cepat Dafi mengangguk, "oke Bunda,"
Setelah melihat suami dan sang anak sudah pergi, Husna kembali masuk ke dalam rumah dan berencana mau membangunkan Alia yang masih tidur.
Xxx
Pukul sembilan malam, Husna sedang menunggu Gaffi pulang. Biasanya sang suami pukul enam sore sudah pulang.
"Kemana ya mas Gaffi, kok belum pulang juga jam segini," tanya Husna.
Husna merasa sangat gelisah mengingat semakin malam sang suami belum pulang juga. Ia ambil ponselnya lalu menelfon suaminya, Husna hanya bisa menghela nafasnya saat itu juga saat mendengar deru mobil memasuki garasi rumah.
Buru-buru Husna membukakan pintu agar sang suami bisa masuk. Perasaan tenang menyelimuti hati Husna saat melihat Gaffi di hadapannya.
"Kamu belum tidur?" Tanya Gaffi dengan bingung.
Husna menggeleng pelan, "belum, gimana mau tidur sedangkan mas Gaffi belum pulang juga,"
Gaffi hanya tersenyum kecil sembari mengelus pelan kepala sang istri. "Maafkan saya ya tadi lupa mengabari kamu kalau tadi ada pertemuan di kantor," dengan cepat Husna mengangguk, "lain kali jangan lupa lagi ya mas. Aku khawatir di sini," ucap Husna penuh dengan kekhawatiran.
Saat ini dua insan itu sedang mengobrol sebelum akhirnya tidur untuk istirahat.
"Boleh saya bicara sama kamu, Husna?"Husna mengangguk, "boleh, memang apa yang mau mas bicarakan?"
"Besok kita berangkat ke Jogjakarta, kamu mau?"
Dahi Husna mengerut, ia tidak paham arti dari ucapan Gaffi. Sebelum menjawab pertanyaan Gaffi, Husna mengatur posisi menjadi ke arah suaminya. "Untuk apa? Mas Gaffi ada urusan ya di sana?"
Pria itu hanya membalasnya dengan senyuman. Tak lupa juga mengelus kepala Husna. "Bukan,"
"Lalu kenapa?" Tanya balik Husna.
"Kita berkunjung ke makam orang tuamu. Kamu mau?"
Sedari tadi Gaffi memperhatikan raut wajah sang istri yang mudah berubah. Seperti saat ini, raut wajahnya menjadi sendu bukannya bahagia atau riang yang akhirnya Gaffi bingung dengan perubahan wajah sang istri.
"Kenapa kamu sendu begitu? Atau kita ganti destinasi aja. Kamu mau kemana? Bilang sama saya,"
Husna menggeleng cepat. "Bukan itu masalahnya. Aku... aku gak nyangka saja Mas Gaffi masih mementingkan keinginan aku."
"Maafkan saya ya yang selalu sibuk dengan kerjaan saya. Tapi kali ini sudah saya pikirkan secara matang tentang keputusan ini. Jadi gimana apa kamu mau untuk berkujung ke makam kedua orang tuamu?"
Dengan cepat Husna mengangguk sembari mengeluarkan air mata. Buru-buru Gaffi menghapus air mata itu hingga tidak ada lagi jejak air matanya.
Xxx
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFNA
SpiritualNote : setelah membaca cerita ini, silahkan ambil sisi baiknya saja! Ini kisah dua insan yang harus menikah saat Riana--- selaku majikan Husna memintanya untuk menikah dan menjadi istri dan ibu sambung untuk Dafi. "Kamu yakin mau jadi istri dan ibu...