Happy reading guys!
Tinggalkan jejak setelah baca ya!
Hargai penulisnya dan jangan jadi pembaca gelap.
■ ■ ■
Sesampainya dipelataran kantor sang suami, Husna disambut dengan hormat seperti saat ini yang disapa oleh satpam yang bekerja diperusahaan suaminya.
"Selamat siang bu Husna," Sapa Pak Bambang--- satpam yang sudah lama bekerja diperusahaan Gaffi. Jelas dia sudah tua, karena sewaktu mudanya ia habiskan untuk mengabdi di kantor suaminya seperti saat ini.
"Selamat siang juga pak Bambang," jawab Husna.
Pak Bambang membukakan pintu untuk mempersilahkan istri dari pemilik perusahaan tersebut untuk masuk kedalam. Tiba saat Husna sampai didepan resepsionis, Husna mendengar suara seseorang yang membuat dirinya harus berhenti untuk melangkah. "Selamat siang bu Husna," Sapa Devina---selaku resepsionis yang memang sudah mengenali Husna sejak dirinya bekerja sebagai pengasuh Dafi.
"Mau bertemu dengan pak Gaffi ya, Bu?"
Husna mengangguk. "Iya Devina, Bapak ada jadwal tidak ya, Vin?" tanya Husna.
Devina menggeleng. "Sepertinya tidak ada bu, tapi saya kurang tahu lebih detailnya. Silahkan ibu langsung menemui pak Gaffi saja diruangannya."
Wanita itu mengangguk sembari membetulkan gendongannya yang sedang membawa balita itu. Devina mengulurkan tangannya untuk mengelus pipi anak bossnya itu. "Halo Dafi, apa kabar?"
Dafi yang merasa diajak bicara pun hanya bertepuk tangan, Husna membetulkan topi milik Dafi. "Baik Aunty," bukan Dafi yang menjawab, tetapi Husna. Devina tersenyum hangat, semenjak Bossnya itu menikah kembali, banyak yang membicarakan kabar mengenai pemilik perusahaan yang mereka tempati saat ini. Tetapi, Devina tahu bahwa Husna memang wanita yang baik dan tulus. Husna memang pantas untuk bersanding dengan atasannya itu, Devina bisa melihat ketulusannya itu.
"Baik kalau begitu saya keruang Bapak dulu ya, terima kasih ya Devina."
Devina membungkuk sebagai tanda hormat sembari mengangguk. "Sama-sama bu Husna."
Saat Husna ingin menaiki lift, betapa terkejutnya saat melihat suaminya yang sedang berada di lift yang sama. Lift khusus atasan.
Pria itu menaikkan satu alisnya saat melihat siapa yang ada dihadapannya. "Kamu? Ngapain kesini?"
Sebelum menjawab, Husna mencium punggung tangan suaminya. "Assalamualaikum, Mas."
"Waalaikumsalam, jawab pertanyaan saya!"
"Maaf. Dafi yang mau ketemu sama Papanya. Aku sudah berusaha bujuk, tapi anaknya tetap mau bertemu Mas." Jujur Husna.
Pandangan Gafii teralihkan melihat anaknya yang gendong dengan nyaman. Gendongan kain yang Husna kenakan membuat dirinya terlihat ibu-ibu banget. Meski begitu, Gaffi akui Husna memang sayang sekali dengan anaknya.
"Papa," panggil Dafi dengan takut-takut.
Melihat anaknya ketakutan seperti itu membuat ia ingin menggendong anak kesayangannya itu. Sudah beberapa hari ini ia tidak menjumpai Dafi.
"Maafin Papa ya Dafi, Papa gak sengaja waktu itu. Dafi mau maafin Papa, kan?"
Balita itu mengangguk. "Iya Papa,"
Saat itu juga Gaffi langsung mencium anaknya itu, meski Dafi sudah berusaha untuk bersembunyi didada milik sang ibu. Gaffi baru menyadari bahwa ia dan Husna sudah terlihat sangat intim, ia tahu Husna menahan nafasnya saat Gaffi mencium anaknya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFNA
SpiritualNote : setelah membaca cerita ini, silahkan ambil sisi baiknya saja! Ini kisah dua insan yang harus menikah saat Riana--- selaku majikan Husna memintanya untuk menikah dan menjadi istri dan ibu sambung untuk Dafi. "Kamu yakin mau jadi istri dan ibu...