06 tentang Elvan

71 11 0
                                    

بِسْـمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

La Tahzan, Innallaha Ma'ana

Yakinlah, sesuatu yang pergi darimu, akan Allah ganti dengan yang lebih baik lagi. Jadi kuatkan hatimu, karena Allah tidak pernah menciptakan takdir yang berakhir dengan kekecewaan. Melainkan, sebaliknya!

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Sepulang sekolah, Acha langsung masuk kekamar untuk melaksanakan salat. Selesai salat ia makan siang. Setelah selasai, Acha kembali kekamarnya dan mulai berkutik pada bukunya.

Acha mulai membuka soal matematika. Acha berdengus kesal, melihat soal yang terlihat sulit. Udah materi yang dijelasin belum banyak, mana yang dikerjakan latihan akhir semester. Membuat Acha garuk-garuk kepala.

"Pak Elvan nggak liat-liat apa ya kasih tugas? Udah banyak, waktunya singkat lagi." keluh Acha. Ia mulai membuka buku dan mulai mengerjakan hukuman-nya. Untung Acha pernah mengikuti olimpiade matematika sewaktu kelas 11 dulu, jadi ia sudah pernah mempelajari materi kelas 12.

Hampir 2 jam berkutik pada buku, kini Acha sudah selesai mengerjakan semua soal. Tidak butuh banyak waktu, jika ada yang susah ia tinggal buka internet. Gampang, bukan? Hehe!

"Alhamdulillah, yaAllah ... selesai juga."

Acha melirik jam didingnya, waktu hampir menunjukan pukul 3 sore, berarti bentar lagi Ashar.

"Kirim dulu kali, ya?"

Acha mulai memfoto tugasnya. Entah ada berapa foto yang ia ambil. Acha buat foto itu menjadi satu dokumen.

Acha mulai memasukkan no Elvan. Hah, ribet banget emang. Padahal bisa dikumpulkan besok disekolah.

Acha
Assalamuallaikum, pak.
Ini tugas saya, Aqeela.

Tulis Acha, dengan satu dokumen dibawahnya.

Acha bernapas lega. Ia membuka chet dari Fiona yang mengatakan bahwa ia akan kerumah Acha setelah Ashar nanti.

Allahu akbar ... Allahu akbar ...

"Alhamdullillah, ya Allah!" gumamnya ketika mendengar Azan.

***

"Arzan, rencananya ayah sama Bunda mau ketemuin kamu sama dia. Kamu mau?" tanya Arumi. Mereka sedang berada dihalaman rumah duduk santai.

Arzan tersenyum,"Belum dulu, bun ...! Kalo bisa, Arzan nggak mau dia kenal Arzan karena perjodohan,"

"Maksud kamu?" tanya Arumi binggung.

"Maksud Arzan, Arzan nggak mau dia mengenal Arzan karena perjodohan. Arzan takut, nanti dia akan membenci, Arzan. Arzan akan coba dengan cara lain. Bunda tau, kemarin Arzan bertemu dengannya," tuturnya sedikit tersenyum.

Arumi sedikit terkejut, tidak menyanggka! Padahal anaknya baru beberapa hari pulang ke-Indonesia. Namun, takdir sudah mempertemukan mereka.

"Oya? Menurut kamu anaknya gimana?"

"Baik, bun! Dia lebih cantik dari foto yang Bunda kirim." tutur Arzan tersenyum hangat kepada, Arumi.

Arumi tersenyum, ia yakin Arzan akan menerima perjodohan itu.

Aqeelan [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang