#14 cinta?

50 6 0
                                    

بِسْـمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Tolong tatap mata saya sebentar, boleh?"

Aku langsung melihat reaksinya. Ia terlihat sedikit kaget. Aku menoleh kedalam, Zidan hanya memperhatikan kami dengan raut wajah binggung.

"Aqeela,"

"Saya permisi,"

Ia langsung membalikan tubuhnya dan masuk kedalam kelas. Dalam hati aku mendesah, ia memang tidak bisa memandang seseorang dan lebih senang memandang kebawah.

"Apa dia akan selalu begitu?" gumam Elvan setelah menginggat kejadian itu. Ia menyandar disofa dengan kaki diatas meja. Entah kenapa, ia akhir-akhir ini sering memikirkan, Acha. Apalagi akhir-akhir ini ia juga sering bertemu dengan Acha karena adanya belajar tambahan.

Ting...

Elvan mengambil hpnya diatas meja.

Aleta
Van, gue ada didepan
Rumah lo, lo bukain
Pintu cepetan! Kalo
Lama gue teriak, ya.

Elvan menarik napas dalam-dalam dan membuangnya dengan sedikit keluhan.

"Dia lagi, dia lagi."

Elvan beranjak dari duduknya dan langsung membuka pintu. Dari pada gadis itu teriak-teriak.

Elvan hanya memasang wajah malas ketika membuka pintu.

"Elvan, gue kangen...." tutur Aleta tersenyum ceria. Ia hendak ingin memeluk Elvan, namun Elvan menahannya.

Kangen mulu perasaan!

Apa wanita itu memang diciptakan menjadi mahluk bumi yang mudah merindu?

Aleta hanya menampilkan wajah sebal. Tapi, it okay. Aleta maklumi itu.

"Lo ngapain kesini malam-malam? Sendiri lag,!" tutur Elvan cuek. Ia sama sekali tidak berniat mengajak Aleta masuk kedalam.

"Kangen, Elvan. Lagian, kita udah lama nggak ketemu. Hampir sebulan,"

"Lo mendingan pulang sana! Gue capek banget. Lo kan tau gue kerja seharian. Jadi gue mau istirahat sekarang,"

"Suruh masuk dulu kek bentar kenapa sih, van! Gue udah jauh-jauh lo kesini,"

"Gue nggak nyuruh,"

"Ih, Elvan gitu banget, sih. Gue kesinikan cuman mau main. Gue kangen. Peka dikit kenapa, sih! Susah banget deh kayanya." Sekarang Aleta hanya mampu mengurutu dalam hati.

"Yaudah, pulang ya. Gue masuk dulu."

Elvan langsung menutup pintu begitu saja. Aleta semangkin dibuat kesal. Rasanya tidak ada celah untuk masuk ke kehidupan, Elvan.

"Elvan, lo tega banget sih sama gue." teriaknya.

"Sebel, deh!"

Kini Aleta benar-benar kesal. Ia hanya bisa mengeluh akan sikap Elvan kepada dirinya.

"Tenang, Ale, Elvan itu udah jadi milik lo. Lo harus yakin, Suatu saat dia bakal jadi milik lo seutuhnya. Walau dengan paksaan." kini ia tersenyum jahat. Entah rencana apa yang akan ia buat.

***

Jam menunjukan pukul setengah 8 malam. Acha, Daffin, Abisha, Bella dan teman-temannya sedang berada dihalaman depan rumah, Acha.

Aqeelan [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang