#10 Gadis Aneh

55 9 0
                                    

بِسْـمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Nggak bisa, ma ... hari ini Elvan lagi sibuk," jawab Elvan melalui via telpon. Saat ini ia sedang mengobrol bersama, Anita.

"Kenapa sih Van kamu jadi gitu sekarang sama, mama? Mama cuman kangen sama kamu." jawab Anita. Ia sekarang berada dirumahnya. Tepatnya diruang tamu.

"Ma, mamakan tau, sekarang Elvan kerja. Jadi, kalo mama kangen, mama bisa pergi kerumah, Elvan. Kalo Elvan ada waktu, nanti Elvan yang datang kerumah, mama. Mama ngerti, ya." tutur Elvan. Bukannya ia menolak, namun ia benar-benar tidak sempat. Karena hari ini ia selesai mengajar sore hari.

"Yaudah, tapi kamu harus tepatin janji kamu!"

"Iya, Elvan tutup dulu. Elvan mau berangkat kerja,"

"Iya."

Elvan langsung memutus sambungan dan mulai menjalankan mobilnya yang masih berada diperkarangan rumahnya.

***

Acha baru saja sampai disekolah. Ia masih berada diparkiran. Ya, hari ini Acha pergi kesekolah tampa diantar, Daffin.

Acha menyimpan helmnya, ia berjalan meninggalkan parkiran untuk menuju kelasnya. Acha menoleh kebelakang, karena seperti ada orang yang memanggilnya.

"Hehehe...," terlihat kekehan orang tersebut ketika Acha menoleh kearahnya.

Acha menapilkan ekspresi jengah.

"Jangan gitu napa, cha!"

Acha melanjutkan langkahnya tampa memperdulikan seorang pria yang tak berhenti menganggunya sedari dulu. Rasa risih juga sudah hilang karena kebiasaan itu terjadi setiap hari. Nathan!

Nathan menyamakan langkahnya, ia sesekali tersenyum menatap, Acha.

Acha hanya bisa memalingkan wajahnya.

"Cha, lo hari ini nggak dianter Abi lo, ya?"

"Iya,"

"Berarti nanti boleh dong kita pulang bareng?"

Baru juga membuka mulut, suara Nathan mulai mengema ditelinga, Acha.

"Nggak boleh nolak!"

Acha yang sudah masuk kedalam kelasnya langsung duduk ditempatnya. Nathan menarik kursi dan duduk disamping, Acha.

"Ya... kita belum pernah loh pulang bareng," tambah Nathan.

"Gimana, ya ... than, hari ini Acha bawa motor sendiri, dan lagi pun hari ini Acha juga ada jam tambahan belajar pulang sekolah. Jadi maaf, Acha nggak bisa. Lain kali aja, ya?"

"Buat persiapan olimpiade itu?"

Acha mengangguk dan sedikit bergumam. Ia mulai membuka hpnya untuk mengchet temannya.

"YaAllah, cha... Kapan sih kita baru bisa pulang bareng, jalan bareng atau makan bareng kek berdua gitu," timpal Nathan sedikit kesal.

"Kalau kita udah nikah." jawab Acha masih fokus menatap layar hpnya.

"Lah ... lo mau nikah sama gue?" tanya Nathan sedikit terkejut. Namun, mulutnya tersenyum penuh arti. KeGRan tentunya.

"Ya ..., kalo kamu jodoh yang Allah kirim buat Acha, mau gimana lagi?"

Kini Nathan tersenyum bahagia. Bisa bayangkan gimana perasaan, Nathan? Tidak? Ya, kita sama, wkwk. Biarlah Nathan saja yang merasakannya.

"Gue nggak nyangka lo ternyata punya perasaan lebih sama gue,"

Aqeelan [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang