#30 berbeda

49 9 0
                                    

"Bella mau bareng, om?" tanya Elvan, mereka sudah berada didekat motor Elvan ditepi jalan.

"Oty, boleh nggak?" tanya Bella mendongakkan kepalanya kearah, Acha.

Acha mengangguk,"boleh,"

Elvan langsung menaiki motornya, setelah itu membantu Bela naik didepan.

"Ayo oty naik!" suruh Bela.

Acha sedikit mengeleng,"Oty nggak ikut, Bela pulang duluan sama, Om!" terang Acha.

"Kenapa?" tanya Elvan dengan bodohnya. Padahal ia sudah tau alasan, Acha.

"Saya pengen jalan kaki aja."

"Oty, naik. Bela marah loh nanti," wajah Bella tampak kesal, namun mengemaskan.

Acha tertawa kecil,

"Oty, cepetan naik!" suruh Bella lagi.

Acha mengeleng,

"Oty...," kini Bela tampak semangkin kesal. Ia sedikit merenggek.

Elvan hanya diam, sesekali ia tersenyum melihat tingkah, Bella. Tidak lama, pandangan Elvan langsung terfokus kepada Arzan yang berjalan mendekat kearah mereka.

"Kak Arzan," batin Acha.

Arzan tersenyum,

"Om Arzan." panggil Bela

"Bella kenapa? Kok kaya kesel gitu mukanya?"

"Itu, oty ... nggak mau naik bareng Bella sama omel." jelas Bela.

Arzan terdiam sejenak, lalu tersenyum.

"Arzan, kamu mau kemana?" tanya Elvan, ia merasa sedikit canggung berada diantara dua orang yang akan dijodohkan.

"Saya tadi mau menyusul mereka,"

Ya, Elvan mengerti dan paham. Huh, kenapa ia merasa tidak rela?

Elvan mengangguk,

"Yaudah, kalo gitu saya duluan,"

Arzan mengangguk, sedangkan Acha kini sedang menetralkan jantungnya. Tiba-tiba ia berasa ingin ikut, Elvan. Ia benar-benar gugup kalo dekat, Arzan.

"Bela mau pulang sama, Om?" tanya Elvan

"Bela ikut oty aja!" sahut Acha tiba-tiba.

Arzan dan Elvan tiba-tiba menatap, Acha. Acha hanya tersenyum canggung, ia terus menunduk.

"Bella mau naik motor sama Omel,"

"Tapi nanti ngerepotin Om, loh...,"

Acha harus mencari cara supaya Bela ikut pulang bersamanya. Ia harus menghindari kemungkinan besar yang akan terjadi selanjutnya. Yaitu pulang bersama Arzan berdua.

"Nanti oty beliin ice cream deh.  Ya,"

"Nggak mau, oty. Yaudah omel, kita pulang sekarang."

"Bela tega tinggalin, oty?"

"Ada Om Arzan, oty."

Acha menatap Arzan yang hanya diam sedari tadi.

"Om Arzan jagain oty, ya!"

"Iya,"

Elvan hanya diam mendengar tuturan, Bela. Dadanya benar-benar sesak mendengar kata'jagain oty'. Ada apa?

"Yaudah, kita duluan." pamit Elvan, ia tersenyum sekilas, tak lama ia menjalankan motornya.

"Dadah, oty, om Arzan,"

Arzan membalas ucapan Bela, sedangkan Acha tersenyum gugup. Sekarang ia hanya memikirkan nasipnya.

"Acha, yuk pulang," ajak Arzan

Aqeelan [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang