39 Acha baper

44 7 1
                                    

Elvan  mulai membuka matanya. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul 4 pagi. Berarti, masih sekitar belasan menit lagi salat subuh akan dilaksanakan.

Ia menatap Acha disampingnya.

Tiba-tiba Elvan tersenyum menatap Acha yang masih
tertidur dengan pulas. Dengan pelan, Ia mengangkat kepala Acha dan menyelipkan tangannya disana untuk membawa Acha kedalam pelukannya.

"Baru meluk kaya gini aja, jantung gue udah mau keluar rasanya," gumam Elvan.

Ia terus memandangi, Acha. Dan kini dengan nakal, tangan Elvan mulai menyentuh seluruh bagian wajah, Acha.

"Punya istri gemes banget, jadi pengen cium," ucap Elvan pelan.

Ketika sibuk memegang hidung Acha, Elvan langsung tersadar akan pergerakan yang Acha berikan. Dengan cepat, Elvan kembali untuk pura-pura tidur.

Kini Acha mulai membuka matanya karena terangsang akan sentuhan yang Elvan berikan. Namun, belum sempurna mata Acha terbuka, ia sudah disuguhkan penampakan wajah Elvan.

Acha dengan sekuat tenaga untuk tidak berteriak. Ia hanya kaget, kenapa bangun-bangun ia sudah diposisi sedekat itu.

"Perasaan semalam udah Acha lepas, kenapa ini makin berlebihan meluknya YaAllah. Acha tau, nggak salah, tapi terlalu mendadak buat, Acha. Acha belum siap, huahah"

Acha kembali mencoba melepas tangan, Elvan. Namun, bukannya berhasil, malah membuatnya semangkin dekat.

"Aduh kok makin Deket." batin Acha panik disaat Elvan malah mempererat pelukannya.

Dalam hati Elvan tertawa geli. Istrinya memang mengemaskan. Elvan semangkin berani menjahili, Acha.

"Boleh cium nggak?" gumam Elvan dengan mata yang masih tertutup.

Acha melebarkan matanya dan semangkin heboh tentunya. Ia menatap Elvan yang masih memejamkan matanya.

"Pak, Bapak udah bangun? Pak Elvan, bangun pak!" ucap Acha sedikit panik.

Elvan langsung membuka matanya dan tersenyum menatap wajah Acha yang hanya berjarak 15 cm dari wajahnya.

"Alhamdulillah, lepas dulu pak tangan, bapak!" suruh Acha langsung

Bukannya lepas, Elvan kembali mendekatkan tubuh mereka. Acha semangkin kaget.

"Pak,  ih, apaan sih pak," ucap Acha mencoba memberontak, namun tentu saja sulit melepaskan diri karena tenaga Elvan lebih kuat.

Lama memberontak Acha terdiam, ia menatap Elvan yang dengan santainya hanya menampilkan senyum mautnya.

"Pak Acha serius loh,"

"Acha pengen pipis!"

Elvan tertawa,"pipis sini aja," goda Elvan

"Ih, Pak Elvan mah,"

"Okey. Tapi... Morning kiss dulu."

Acha hanya ternganga,

Tiba-tiba Elvan mengecup singkat pipi Acha dan langsung melepaskan pelukannya. Elvan langsung melarikan diri. Namun, Acha sempat melihat senyum manis Elvan sebelum benar-benar beranjak dari tempatnya.

"YaAllah, Acha baper!"

****

Acha hari ini pergi bersama Uminya untuk belanja kepasar. Tadi awalnya Elvan ingin mengantar Acha, namun Acha menolak dengan alasan Elvan harus pergi bekerja. Alhasil, ia pergi bersama Abisha saja.

"Umi, Acha beli apa-apa aja ya, Umi? Acha nggak ngerti?"

"Biasanya siapa yang belanja?" tanya Abisha. Mereka sedang berada ditoko sayur.

Aqeelan [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang