Acha sekarang sedang mengemasi barangnya untuk pindah kerumah Elvan. Tidak banyak, karena rumah Elvan didepan rumahnya, jadi tidak apa jika membawa sedikit barang. Toh, kalau lupa tinggal ambil ke depan, heheh.
Selain belajar mengikhlaskan Arzan, Acha juga harus berusaha menerima keadaannya sekarang. Ia akan mencoba mencintai Elvan, suaminya.
"Kamar Acha," Acha memasang wajah sedih sambil memandangi seisi kamarnya.
"Untung kalo kangen tinggal nyebrang!!!" Batin Acha
Acha menatap seorang pria yang baru saja masuk kedalam kamarnya.
"Sudah selesai?" tanya Elvan tersenyum kearah Acha.
Acha hanya mengangguk dan menanggapinya sedikit tersenyum.
"Biar saya yang bawa,"
Elvan langsung mengangkat kotak yang berisi pakaian, Acha.
Sampai dibawah, Acha melihat kedua orang tuanya mengobrol diruang tamu.
"Eh, anak Abi mau pindah. Nanti jangan lupa main kesini, supaya nanti Abi nggak kangen,ya!" ucap Daffin diakhiri dengan senyum kecil.
"Cuman kedepan Abi, nggak usah lebay, deh." balas Acha
Daffin terkekeh, dan merangkul Abisha yang ada disampingnya. "Abi kamu memang sudah lebay dari dulu, Cha. Jadi heran kalo nggak heran,"
Acha dan Elvan sedikit tersenyum.
"Yaudah, kalo kalian mau pulang, pulang aja sekarang. Umi sama Abi mau ngabisin waktu berdua,"
"Abi ngusir, Acha?" Cemberut Acha
"Nggak, sayang. Abi cuman nggak mau, liat kalian berdiri lama-lama. Nanti capekloh. Kasihan juga sama suami kamu, bawa kotak berat besar begitu," ledek Daffin
Acha menatap sinis Abisnya,
"Yaudah, Acha pergi dulu. Awas nanti kangen. Umi, Acha pergi dulu, ya,"
"Iya, nanti disana baik-baik, ya. Kalau butuh apa-apa, pangil, Umi!"
Acha mengangguk
"Sama Abi nggak pamit?"
"Nggak, Abi jahat sama, Acha. Abi usir, Acha,"
Daffin menanggapi itu dengan sebuah kekehan. Matanya terus menatap Acha yang sudah berjalan keluar.
"Suami kamu kok ditinggal," teriak Daffin.
"YaAllah, Abi," gemes Acha dalam hati
"Abi, Umi, Saya pamit," pamit Elvan
"Iya, nanti kalo Acha berulah, jangan sungkan kasih tau Abi sama Umi!" Ingat Daffin
"Iya, bi. yaudah, saya pamit,"
Elvan langsung keluar menyusul Acha yang sudah berada didepan rumahnya. Elvan tidak menyangka, secepat itu Acha berjalan. Apakah Acha berlari?
"Masuk aja, qil! Pintunya nggak saya kunci." suruh Daffin yang masih berjalan kearah rumahnya.
Hingga ia sampai dihadapan Acha, ia kembali angkat bicara.
"Kenapa belum masuk?"tanya Elvan
"Tungguin Bapak. Saya nggak enak main masuk aja,"
"Kan sekarang ini rumah kamu juga."
Huh, ungkapan itu berhasil membuat Acha malu.
"Yaudah, masuk!"
Acha masuk kedalam, untuk yang kedua kalinya. Ia ingat betul pertama kali memasuki rumah Elvan yang menurutnya horor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aqeelan [END]✓
Teen FictionMerasa Bosan baca bagian awal itu biasa, coba baca minimal lima part, pasti ketagihan👍😁 Perjodohan dan keyakinan? Apa yang ada didalam pikiran kalian membaca tiga kata itu? __________________________________ "Jangan terlalu menanti sesuatu yang be...