#11 Tidak Adil?

45 7 0
                                    

بِسْـمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Yasudah, kita tutup sampai disini. Sampai jumpa dipertemuan berikutnya." tutup Elvan. Ia yang tadinya berdiri didepan menjelaskan materi, kini berjalan untuk mengambil bukunya diatas meja. Elvan berdiri memandangi muridnya yang masih membereskan peralatan tulis.

"Baik, pak,"

"Silahkan kalian langsung pulang kerumah! Saya duluan. Permisi." Elvan langsung berjalan keluar dan pergi keruang guru.

Acha bangkit bersamaan dengan Zidan. Ia berjalan sedikit bergesa karena ingin pergi kemusola melaksanakan salat Ashar.

"Kak," panggil Zidan kepada Acha yang ada didepannya. Acha berhenti dan menoleh kearah, Zidan.

Zidan berjalan mendekat kearah, Acha.

"Maaf, nama kakak siapa, ya?" tanya Zidan

"Kamu bisa panggil saya, Acha,"

"Saya, Zidan," balas Zidan tersenyum hangat. Acha hanya sedikit mengangguk lalu tersenyum.

Acha mulai melangkah dan diikuti, Zidan.

"Mau kemana?" tanya Zidan, karrna ia melihat Acha berjalan bukan menuju arah parkiran.

"Musola. Kamu mau kesana juga?"

"Iya! Yaudah, bareng aja kalo gitu."

Acha sedikit bergumam dan mengangguk. Mereka langsung menuju musola dan melaksanakan salat Ashar.

Setelah selesai, Acha langsung bersiap untuk pulang. Acha berjalan menuju parkiran sambil membuka hpnya, karena tadi Abisha sempat menelpon.

"Acha, tunggu bentar!" panggil Zidan sedikit berteriak. Ia sedikit berlari menghampiri Acha yang terdiam menunggunya.

"Ada apa?"

"Boleh minta nomor hp kamu nggak?"

Acha terdiam,"Untuk belajar aja, kok. Soalnya kamu'kan udah banyak menguasai materi matematika, jadi kalo boleh nanti aku mau belajar sama kamu,"

"Owh, yaudah. Kamu masukin aja no kamu disini!"

Acha menyodorkan hpnya kepada, Zidan. Sesekali Ia melirik jam tangannya menunggu Zidan memasukan no hpnya.

Zidan langsung mengetik nomornya dan tidak lupa menelpon no tersebut supaya Zidan bisa menghubungi, Acha.

"Makasih, ya," ucapnya sambil menyodorkan hp, Acha.

"Iya! Yaudah, duluan, ya,"

"Iya." jawab Zidan tersenyum manis.

***

Brukk....

"Eh, sorry...," ucap Elvan tidak sengaja menabrak seorang laki-laki.

"Iya, nggak papa!" jawab pria yang tak lain adalah, Arzan.

Melihat dompet Arzan tergeletak dibawah akibatnya, Elvan langsung mengambil dompet itu. Ia sedikit menyipitkan matanya, ketika melihat foto wanita didompet itu.

"Ini," Elvan menyodorkan dompet itu kepada, Arzan.

"Terima kasih," Arzan menerima dompet itu sambil tersenyum ramah.

"Maaf, tadi saya kurang memperhatikan jalan," lanjut Arzan.

Elvan sedikit tersenyum,"Ini salah saya. Saya tadi main hp dan akhirnya tidak terlalu memperhatikan jalan,"

Aqeelan [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang