Trek...
Pintu terbuka begitu saja. Felix yang sedang berbicara dengan bawahannya langsung menoleh kearah pintu."Yasudah, nanti kamu cek lagi berkas-berkas ini! Nanti kita lanjut lagi," ucap Felix kepada salah satu kariawannya.
"Baik, pak. Saya permisi,"
"Silahkan,"
Kariawan itu langsung keluar. Felix menatap Aleta yang sudah duduk disofa dengan menampilkan wajah kesal.
"Ale, ada apa? Tumben kesini?" tanya Felix.
Aleta beranjak dari duduknya dan menghampiri Felix yang masih terduduk ditempat.
"Om, Ale tuh lagi kesel sama anak om, Elvan. Om tau nggak sih, Elvan itu nggak pernah hargain, Ale. Ale main kerumahnya malah diusir, dichet, ditelpon juga nggak pernah direspons," renggek Aleta.
Anita yang hendak masuk kedalam ruangan suaminya, tiba-tiba mengurungkan niatnya ketika mendengar suara Aleta didalam.
"Kenapa Ale bisa disini?" batin Anita memilih untuk bersembunyi dibalik pintu.
Felix sedikit geram mendengar ucapan Aleta tentang tingkah, Elvan. Padahal sudah jelas-jelas Aleta adalah calon istrinya. Tapi, kenapa Elvan tidak mengerti dan selalu bersikap begitu.
Felix menatap Aleta,"Mungkin Elvan lagi capek atau nggak bisa diganggu,"
"Masa capek terus sih, om? Harusnya om bilangin dong sama Elvan jangan kaya gitu sama, Ale,"
"Kamu taukan Elvan gimana anaknya?"
"Iya, Ale tau. Tapi om harus usaha dong! Ale nggak mau ya kalo sampe Elvan jatuh keperempan lain. Ale udah cinta sama, Elvan,"
Felix hanya diam. Pusing kepalanya kalau sudah melihat Ale seperti itu.
"Apalagi kemarin Ale liat dia bawa cewek kerumahnya. Ya, walaupun dia biilang itu anak muridnya, tapi sikap Elvan itu beda," terang Aleta.
Seketika Felix sedikit kaget, ia tau anaknya. Elvan yang memiliki kepribadian introvert. Pendiam, suka menyendiri, dan tidak suka bergaul. Jangankan sama perempuan, sama pria saja jarang.
Anita yang mendengar itu memutuskan untuk masuk. Sontak, dua orang yang berada diruangan tersebut mengalihkan pandangan mereka tepat kearah pintu.
Anita tersenyum hangat dan berjalan menghampiri Felix dan Aleta.
"Loh, Ale kesini?"
"Iya, tante,"
"Pa, udah makan siang?"
"Belum, nanti kita makan dikafe depan aja. Ale maukan?" ajak Felix
"Iya,"
"Kamu kenapa? Kok kaya kesal gitu mukanya? Ada masalah?" tanya Anita lembut. Sebenarnya ia sudah tau. Cuman, ia hanya ingin melanjutkan respons tentang murid, Elvan.
"Dia lagi kesal ma sama, Elvan. Anak itu memang susah diatur. Sekarang kata Ale kemarin dia membawa wanita kerumah itu,"
Anita menatap Ale sekilas lalu mengalihkan pandangannya kearah, Felix. Aleta memang suka mengadu. Sebenarnya Anita kurang setuju tentang perjodohan Ale dan Elvan. Melihat tingkah gadis itu yang manja, suka foya-foya dan ambisius. Itu yang membuat Anita kurang suka. Kadang ia menganggap wajar saja jika Elvan tidak menyukainya.
"Iya, pa, itu cuman anak muridnya aja. Elvan disuruh ngajarin dia untuk persiapan olimpiade disekolahnya," terang Anita.
"Tapi tante liat sendirikan, tatapan Elvan tuh beda sama tuh cewek," sahut Aleta
KAMU SEDANG MEMBACA
Aqeelan [END]✓
Подростковая литератураMerasa Bosan baca bagian awal itu biasa, coba baca minimal lima part, pasti ketagihan👍😁 Perjodohan dan keyakinan? Apa yang ada didalam pikiran kalian membaca tiga kata itu? __________________________________ "Jangan terlalu menanti sesuatu yang be...