#38 peluk

60 8 0
                                    

"gitu ya, ma?"

Acha kini berada dihalaman belakang rumah, Elvan. Ia baru tau, ternyata halaman rumah Elvan cukup nyaman dijadikan tempat bersantai.

Saat ini, Acha sedang bersama Anita. Ya, Anita pergi kerumah Elvan dengan alasan ingin melihat keadaan anaknya sekarang. Ia sangat Penasaran, apakah Acha sudah menerima Elvan atau belum. Karena waktu itu, Anita segera pulang karena ditelfon suaminya. Ya, Felix belum mengetahui pernikahan Elvan dan mualafnya Elvan setelah kakaknya.

Sekarang Anita menceritakan banyak hal kepada Acha tentang keluarganya, yang menurutnya Acha berhak tau tentang hal itu.

"Tapi itu kecelakaan, sayang. Dulu, papa Memang sangat marah ketika tau kakak Elvan memutuskan untuk mualaf dan menikah dengan seorang pria yang dibilang cukup paham agama, tapi papa nggak pernah bermaksud membuat anaknya sampai celaka, apalagi hingga kehilangan nyawa. Waktu itu, papa hanya ingin membawa kakak pulang kembali kerumah dan pergi meninggalkan suaminya. Namun,  karena menolak, terpaksa saat itu papa membawa kakak Elvan dengan paksa. Dan saat itu, dia berhasil kabur dibantu oleh suaminya. Waktu itu mereka menaiki motor dan mungkin karena mereka membawa motor terlalu cepat, akhirnya terjadi tabrakan dari arah yang berlawanan."

"Tapi kenapa kak Ale mikirnya papa penyebab meninggalnya kak salsa?"

Anita mengedik kan bahu,"dan kamu tau, sekarang itu terjadi lagi sama, Elvan. Mungkin itu kenapa Elvan nggak mau sampai Papanya tau, kalau dia menikahi kamu."

Acha merasa sedikit bersalah."Apa Mama juga nggak setuju tentang pernikahan ini?"

Anita tersenyum, lalu memegang pipi Acha."Mama nggak masalah, yang penting anak Mama bahagia, itu udah menjadi kebahagian sendiri buat Mama,"

Acha ikut tersenyum, namun ada beberapa hal yang mengganjal dipikirannya sekarang.

"Apa Acha  nggak akan bisa bertemu Papa selamanya?"

"Sekarang mungkin belum, tapi nanti ... Mama usahain. Dan yang terpenting itu suami kamu, sekarang hubungan Elvan memang kurang baik sama Papa, jadi nanti kamu bisa pelan-pelan buat bujukin suami kamu,"

Acha mengangguk,

"Mama seneng kamu bisa terima, Elvan. Mama tau, Elvan memang pria yang dingin, datar, cuek, tapi kalo udah sayang dia bisa bucin. Bahkan, nanti kamu bakal kaget liat sikapnya yang berbanding terbalik."

Acha tersenyum canggung, dari awal menikah saja, Elvan sudah berbeda.

"Apa dia cuek atau dingin sama kamu? Kalau iya, biar mama marahin nanti. Masa sama istri kaya gitu," kesal Anita Tiba-tiba, dan  membuat Acha memandangnya lucu.

"Enggak ma, Pak Elvan nggak dingin kok,"

"Kamu jangan panggil Elvan Bapak!"

Ha...

"Aduh, jangan-jangan belum buatin Mama cucu lagi,"

Acha sedikit kaget. Bagaimana jika Anita menanyakan hal itu? Apa yang harus ia jawab.

"Aduh, nggak usah dijawab juga udah ketebak." Gemas Anita mencubit pipi Acha.  Acha menanggapi Anita dengan sedikit senyuman.

"Emang Elvan nggak pernah minta haknya?"

Acha menggeleng,

"Nanti biar Mama nasehatin dia,"

"Eh, nggak usah, ma!"

"Udah, nggak papa! Mama kan juga pengen cepat nimang cucu. Pasti Umi sama Abi kamu juga begitu!"

Aduhh

****

"Anita, kamu dari mana?" tanya Felix

Anita baru saja menginjakan kaki dirumah tamu dan langsung menghentikan langkahnya. Felix mendekati Anita.

Aqeelan [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang