04 ceroboh

82 12 0
                                    

بِسْـمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

YaAllah, hamba yakin,
Rencanamu lebih indah dari pada keinginan hamba.

MMH

___________________________________

"Umi mau buat apa?" tanya Acha. Ia duduk disamping Abisha yang sedang memotong-motong sayur.

"Makanan kesukaan, abi!" balas Abisha sambil tersenyum.

"Mau Acha bantu? Acha bosen nggak ngapa-ngapain,"

Abisha tersenyum, lalu menatap Acha yang masih menatapnya dengan tatapan imut.

"Um ... sebenarnya Umi juga mau buat kue. Tapi, ada bahan yang nggak ada dirumah. Kamu mau nggak bantu Umi buat beli diminimarket?"

"Mau dong, Umi." jawab Acha semangat.

Setidaknya ia bisa jalan-jalan sore, walaupun jarak minimarket dari rumahnya hanya sekitar 50 meteran. Tapi tidak apa, hitung-hitung cuci mata. Heh, nggak lah! Acha nggak gitu orang-nya.

Abisha meraih dompet yang ada diatas meja. Ia mengambil beberapa lembar uang 50 ribu. Abisha langsung memberikan uang itu kepada, Acha.

"Bentar, Umi catet dulu list belanjaan-nya."Abisha bangkit dari duduknya, lalu mengambil buku dan pulpen didalam lemari yang ada didapur.

Abisha kembali menghampiri Acha yang duduk ditempat makan, lalu duduk ditempat semula.

Abisha mulai mencatat, sedangkan Acha membuka hpnya untuk melihat chet dari teman-teman-nya. Tidak terkecuali, Nathan. Lelaki yang setiap hari bahkan setiap saat mengechet, Acha.

"Nanti habis dari sana langsung pulang!" ingat Abisha sambil memberikan list itu kepada, Acha.

"Iya, Umi. Acha langsung berangkat, ya ... assallamuallaikum," Acha beranjak dan mulai menyalimi, Abisha.

"Waallaikumussallam."

Acha mulai melangkahkan kaki-nya keluar dari dapur. Namun belum jauh, suara Abisha kembali menghentikan langkah-nya. Acha memutar tubuhnya menghadap kearah, Abisha.

"Kamu pergi kesana naik apa? Kalo mau pakai motor kuncinya ambil dikamar Umi, ya!" suruh Abisha.

"Pakai sepeda aja, Umi. Sambil olahraga. Lagian tempatnya juga deket,"

"Yaudah,"

Acha tersenyum,

"Acha pergi, ya, Umi." pamitnya lagi.

"Iya."

Acha langsung keluar rumah. Namun sebelum itu, ia pergi kekamar untuk mengambil rok, karena tadi ia hanya menggunakan celana santai.

Acha mengambil sepeda-nya digarasi rumah. Tak lama, ia langsung menuju minimarket. Acha mengendarai sepedanya dengan santai. Sesekali ia tersenyum hangat ketika berlintasan dengan orang.

Tidak memakan waktu lama, Acha sudah sampai diminimarket. Acha langsung masuk kedalam dan langsung mencari barang yang Abisha suruh beli.

10 menit, Acha sudah mendapatkan semua bahan. Ia langsung mengambil antrian untuk bayar. Acha memperhatikan sekelilingnya sambil menunggu giliran.

Acha tersenyum hangat memberikan belanjaan-nya kepada mbak kasir. Acha langsung mengambil uang didalam saku rok-nya. Mata Acha sedikit melebar karena yang dicari tidak ada. Acha mulai mengecek seluruh saku yang ada diroknya, tidak ada. Dibaju-nya? Baju Acha tidak mempunyai saku.

Aqeelan [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang