#18 kaku

40 8 0
                                    

بِسْـمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Cha, Umi baru tau deh, ternyata yang tinggal didepan itu guru kamu," tutur Abisha. Saat ini mereka sedang makan malam.

"Owh, ya? Abi belum pernah liat loh tetangga baru kita,"

"Acha juga baru tau tadi. Kalo nggak disuruh belajar dirumahnya mungkin Acha sampai sekarang juga belum tau," jelas Acha.

Tiba-tiba suasana diam, mereka sibuk dengan aktivitas makan mereka. Sampai selesai, Daffin kembali membuka suara.

"Kamu belajar disana sendiri?"

"Iya,"

Daffin menatap Abisha sebentar."Disana, dia tinggal sama siapa?"

Acha tidak langsung menjawab, karena ia tadi sedang minum.

"Sendiri, Abi,"

"Acha, kalo kalian hanya berdua disana, lebih baik kamu suruh guru kamu datang kerumah. Kalian bisa belajar digajebo. Kamu tau, seorang wanita dan laki-laki itu tidak baik berduaan. Nanti terjadi fitnah," jelas Abisha.

Daffin juga menatap putrinya lekat,"Abi juga sudah sering bilang ini sama kamu. Jadi, besok-besok jangan kaya gitu lagi,"

"Iya, Abi, Umi. Tapi tadi ada pembantunya kok dirumah. Terus ada mamanya juga dateng pas Acha mau pulang,"

"Tapikan mamanya nggak tinggal disana. Umi lihat, pembantunya juga sering pulang cepet. Jadi, lebih aman kamu belajar dirumah aja. Kalo guru kamu nolak, kamu ajak Bella atau minta ditemeni, Fiona!"

Daffin langsung menyetujui,"Abi setuju. Kamu aja biasa belajar digajebo sama Arzan selalu ditemani, Bella. Apalagi kata Umi, guru kamu masih muda. Bener itu?"

"Iya,"

"Tuhkan ... belajar dirumah aja, ya! Atau nanti Abi aja yang suruh guru kamu buat kesini,"

Acha sedikit terkejut. Bukannya apa, tidak enak rasanya."Biar Acha aja, Abi. Nanti Acha coba hubungin."

***

Acha
Maaf pak menganggu,
Gini, maaf ya pak kalo
Sedikit lancang. Boleh nggak
Ya kalo beberapa hari kedepan
Belajarnya dirumah saya saja.

Acha hanya menulis itu. Sebenarnya ia tidak enak. Tapi menurutnya kata Daffin dan Abisha ada benarnya. Bahkan ia tidak terlalu fokus belajar karena merasa sedikit was-was.

Elvan yang sedang duduk ditempat tidurnya. Hanya mengernyitkan dahi membaca pesan, Acha.

Elvan
Kenapa? Apa kamu
Merasa tidak nyaman?

Acha
Salah satunya. Mau nggak,
Pak? Mau ya... disuruh Abi
Sama Umi saya juga, pak.

Elvan sedikit kaget melihat balasan, Acha. Apa dia benar-benar tidak nyaman?

Elvan
Yasudah, jam 3! Ingat!

Acha
Setangah 4, pak.
Saya harus salat dulu.
Emang Bapak nggak salat?

Acha sengaja menulis pesan tersebut. Apakah benar dugaannya selama ini, kalo Elvan itu berbeda dengannya? Dan itu juga menjadi satu alasan kenapa Acha tidak pernah mengucap salam lagi ketika ia ketemu atau mengchet, Elvan. Karena dari yang lalu-lalu tidak pernah dijawab.

Aqeelan [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang