~4~

2K 66 0
                                    

Happy reading
*
*
*
*
*

"Lo selangkah lagi kesini! gue bakal buat nih bocah koma! " ucap Riana tajam tanpa menoleh kan kepalanya.

"Gimana rasanya! sakit? "Ucap Riana pada Reno.

"Lo! "

"Masih mau nambah?! Dimana? Biar gue tambahin" ucap Riana mengelus rahang Reno.

Penghuni kantin yang ada disana tak ada yang memisahkan mereka berdua, karena mereka takut pada aura yang dikeluarkan Riana.

Riana menambah dua goresan lagi diwajah Reno membuat darah keluar dari goresan berceceran di lantai.

"Riana udah! "Ucap Axell saat Riana akan menggoreskan lagi pada wajah Reno.

"Gue belum puas Ell! "Ucap Riana

"Jangan sekarang, kita bermain cantik aja dulu "bisik Axell pada Riana lalu membantu Riana berdiri.

"Oke"

"Bawa dia kerumah sakit, kalo gak mau di sekarat karena ngeluarin banyak darah!"ucap Axell menyuruh Sean dkk mengantar Reno ke RS.

Mereka tersentak dari lamunan mereka sebelumnya. Mereka pun membawa Reno ke RS.

Pina yang melihat kejadian itu takut pada Riana tapi karena keserakahan dan irinya membuat ia lupa siapa lawannya.

Sedangkan Sean kaget akan perubahan Riana saat ini.

"Dia berubah! "Batinnya.

•Rooftop sekolah

Riana dan sahabat nya berada di rooftop setelah dari kantin.

"Sini biar gue obatin"ucap Vita yang sedang membuka kotak p3k lalu menarik lengan Riana yang terluka akibat memecahkan kaca jendela kantin.

"Sssst... Pelan-pelan dong Vit! Sakit tahu"ucap Riana meringis.

"Sok-sok an segala mecahin kaca! Sakitkan sekarang?! "Ucap Finsya

"Bodo amat"ucap Riana memejamkan matanya.

"Jadi apa rencana lo Ri? "Tanya Axell

"Nanti gue pikirin. Tenang aja gue bakal bawa kalian buat musnahin tu PPB"

"Harus lah! Tangan gue udah gatel buat mutilasi tu PPB! "Ucap finsya semangat dan sedikit geram.

"Nih udah gue perban, untung aja tangan kiri, kalo tangan kanan susah buat ngapa-ngapain"ucap vita.

"Thanks. Ayo ke kelas udah bunyi bel dari tadi"ucap Riana pada sahabat nya lalu berlalu dari sana.

--------

Ditempat lain duduk seorang pria berpakaian formal dikursi kebesarannya. Dia sedang membaca dokumen seseorang.

"Gric Fiana Mulia Gratama. Umur 19 tahun memiliki sifat bar-bar anak bungsu dari keluarga Gratama yang disayangi"

"Grey Riana Mozza Rahendra. Umur 17 tahun memiliki sifat kasar, queen bullying disekolah, dibenci oleh keluarga nya kecuali dua abang kandungnya yaitu Willi dan Zico. Karena keluarga itu lebih menyayangi sepupu tiri atau anak tiri dari adik Rehan Rahendra"

"Kedua gadis ini bertimbal balik dari kepribadian mereka. Ah! Aku lebih tertarik pada anak bungsu Gratama. Tapi gadis itu sudah meninggal. Hah aku sangat terlambat. Sekarang aku akan mendapatkan mu gadis kecil dari keluarga Rahendra"ucap laki-laki itu tersenyum miring.

--------

Kring.... Kring....

Bunyi bel pulang membuat murid² bersemangat untuk kembali kerumah karena energi mereka terkuras akibat pelajaran yang rumit dan membosankan.

Fiana Or Riana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang