Happy Reading
*
*
*
*
*"Bagaimana dengan nya?"tanya seorang laki-laki dewasa yang menatap layar laptop berlogo mawar hitam.
"Dirumah sakit dan belum sadar kan diri tuan"ucap sekretaris laki-laki itu.
"Tugas mu sekarang berikan pada Tara"ucap laki-laki itu pada sekretaris nya.
"Baik tuan"jawab sekretaris laki-laki itu lalu menunduk hormat dan pergi dari ruangan itu.
"Tara. Tara. Tara"ucap nya beberapa kali dengan senyum seringai nya.
Sedang kan yang disebut nama nya tengah melakukan pertemuan bisnis dengan kolega-kolega kerja nya.
"Tuan ada telpon dari Mawar Hitam"ucap sekretaris Tara.
Tara mengambil handphone yang berada di genggaman tangan sekretaris nya lalu mengangkat sambungan telpon itu.
"Halo"
"Selanjutnya kau Tara "ucap seseorang diseberang sana.
"Aku sudah berhenti untuk bermain"ucap Tara penuh penekanan.
"Jangan membuat ku marah! Tidak ada yang berhenti direncana ini"ucap seseorang diseberang sana dengan marah.
"Sudah berapa kali aku bilang! Aku tidak akan melakukan apa yang kau suruh!"ucap Tara emosi.
"Kau yakin tidak ingin melakukan nya? Berarti kau juga harus tau apa yang harus kau terima dari penolakan mu"ucap orang itu dingin.
"Jangan gila! Jika kau melukai nya aku tidak akan tinggal diam!"ucap Tara memperingatkan.
"Kau pikir aku takut dengan ancaman mu itu? Sama sekali tidak!"ucap orang itu dengan nada mengejek.
"Kau lakukan atau aku yang akan melakukan nya"lanjut orang itu dan mematikan sambungan teliti secara sepihak tanpa menunggu jawaban Tara.
"Sial!"batin Tara sangat emosi, ia pun membanting handphone itu hingga hancur tidak berbentuk.
----------
Kembali ke Riana yang saat ini sudah sadar dari satu jam yang lalu.
"Ada yang sakit lagi gak?"tanya Rama pada Riana yang sedang berbicara pada sahabat nya.
"Ram dari tadi lo udah nanya itu, apa gak pusing denger nya"ucap finsya menatap Rama malas. Sedang kan Riana menggeleng tanda tidak ada yang sakit.
"Udah jangan ladenin dia ri"ucap finsya menatap sinis Rama.
"Biasa aja tu mata"ucap Rama membalas tatapan Finsya.
Sudah beberapa jam mereka menjenguk Riana dan hari sudah menjelang malam. Mereka semua pun berpamitan untuk pulang dan hanya menyisakan Riana dan Rama.
Setelah kepulangan mereka Rama sibuk dengan mempersiapkan makan malam Riana.
"Ram kapan aku pulang?"tanya Riana.
"Satu minggu lagi"jawab Rama tanpa menoleh kearah Riana.
"Kelamaan "ucap Riana cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiana Or Riana [ END ]
RandomJangan lupa follow sebelum membaca!!! Dan tinggal kan jejak setelah membaca!!! -------- Gric Fiana Mulia Gratama, gadis bar-bar dengan segala tingkah yang tidak menutupi kepintaran dan segala prestasinya, sifat yang ia miliki akan berubah tergantung...