~33~

479 9 0
                                    

Happy Reading
*
*
*
*
*

"Gak mungkin ini pasti berita bohong kan bang!?"ucap Riana saat mendengar berita kematian Molly dan Java sahabat nya.

"Jawab gue bang!"ucap Riana dengan air mata mulai turun dari pelupuk matanya.

"Riana tenang, kamu baru bangun dan sekarang kamu butuh istirahat"ucap Willi menenangkan.

"Jawab gue dulu bang!" Ucap Riana marah.

"Oke Abang jelasin. Berita itu bener mereka seharusnya menyerahkan diri ke kantor polisi, Abang juga tidak tahu kalau mereka malah bunuh diri dengan cara menjatuhkan mobil ke arah jurang"jelas Willi pada Riana yang sudah dari tadi menangis kencang dengan tubuh bergetar hebat.

"Kenapa mereka ninggalin Riana"ucap Riana masih dengan isakan tangis nya.

"Riana mereka tidak meninggalkan kamu, mereka masih ada didalam hati kamu"ucap Mala mengusap lembut bahu Riana.

"Padahal Riana nunggu kalian"ucap Riana mengusap air matanya.

"Udah ya nangis nya, kamu butuh istirahat sekarang"ucap Marvel mengelus kepala Riana sayang.

Tiba-tiba Riana pingsan untung saja ada Marvel yang menahan nya agar tidak jatuh kesamping.

"Panggilkan dokter!"ucap Marvel lalu membaringkan tubuh Riana secara perlahan.

Tidak lama menunggu, dokter pun datang dengan beberapa suster.

"Bagaimana dok?"tanya Marvel pada dokter yang selesai meriksa keadaan Riana.

"Dia hanya kelelahan"ucap dokter.

"Kalau begitu saya permisi"lanjut dokter lalu pergi dari ruangan Riana setelah dipersilakan.

"Sampai kapan kamu kayak gini"ucap Mala sedih lalu mengingat kenangan-kenangan lama bersama Riana kecil dan orang tua Riana.

"Bu aku harus pergi sekarang"ucap Marvel melihat jam pada pergelangan tangan nya.

"Mau kemana?"tanya Mala.

"Ada meeting dengan klien di Singapura"jawab Marvel.

"Hati-hati"ucap Mala.

"Titip dia son"ucap Marvel berbicara pada anak nya Rama.

Rama pun hanya membalas dengan anggukan kecil lalu memeluk ayah nya. Setelah berpamitan Marvel pergi dari sana menuju Singapura dengan beberapa anak buah nya.

----------

Sudah dua hari berlalu sejak kematian Molly dan Java. Selama itu juga Riana sedikit murung dan saat ini susah sekali untuk memberikan sesuap makanan pada mulut nya.

"Na buka mulut kamu aaa"ucap laki-laki muda seumuran dengan Riana yang selama ini selalu ada untuk Riana, pasti kalian ingat nama panggilan nya Rama.

Riana menggelengkan kepala nya tanda tidak mau. "Ma aku mau pulang"ucap Riana menatap Rama.

"Sebentar lagi pulang tapi kamu harus makan dulu ya"ucap Rama masih dengan nampan nya.

"Janji sebentar lagi?"ucap Riana mengangkat jari kelingking nya.

"Iya sayang "ucap Rama lalu mengaitkan jari kelingking nya ke jari kelingking Riana.

Rama pun menyuapi Riana tanpa penolakan sedikit pun dari gadis itu.

Jam menunjukkan angka 13:25 sejak selesai makan di jam 12 Riana tertidur lelap karena efek obat tidur yang diberikan Rama pada makanan Raina.

"Maaf aku gak bisa nempatin janji aku, kamu benar-benar butuh istirahat, sudah dua hari kamu gak tidur sejak bangun dari pingsan"ucap Rama memegang tangan Riana lembut.

Fiana Or Riana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang