Happy Reading
*
*
*
*
*Rama menyusuri jalan menuju apartemen Riana, karena titik pada handphone menunjukkan Riana di sekitar sana.
Rama sampai di jalan yang berdekatan dengan lorong, yang mana disana Riana diculik. Rama menatap sekitar nya tidak ada siapa-siapa, tapi titik itu menunjukkan Riana ada disana.
Rama pun menelpon handphone Riana dan bunyi handphone Riana malah terdengar di sekitar nya. Binggo Rama menemukan handphone Riana tergelak disamping pot bunga tidak jauh dari tempat nya berdiri.
"Pantesan gak akat telpon aku"gumam Rama mengambilkan handphone milik Riana.
"Gak salah lagi pasti diculik"lanjutnya lalu menelepon Willi untuk memberikan kabar Riana.
"Hallo. Udah ketemu?"tanya Willi diseberang sana.
"Handphone nya aja bang, orang nya gak ada. Kayak nya dia diculik lagi?"ucap Rama berjalan pulang menuju rumah nya.
"Lacak dia segera"ucap Willi mematikan sepihak panggilan itu.
"Loh aku belum jawab udah main mati-matian aja"gumam Rama menatap kesal handphone nya lebih tepatnya orang yang berada diseberang telpon.
----------
Ditempat Riana berada saat ini.
"Bangun!"ucap Anja memukul tubuh Riana dengan cambuk.
Riana bangun dan mendesis perih diakibatkan punggung nya yang di cambuk.
"Oi bangun juga lo"ucap irana menatap Riana sinis.
Riana mendongak menatap mereka yang berada disana dengan tatapan tajam.
"Apa! Nantangin banget lo!"ucap irana bersedekap dada.
"Kenapa kalian melakukan ini sama Fiana?"tanya Riana pada mereka yang masih menatap Riana dengan berbagai ekspresi.
"Bukan kah kau sudah tahu dari Vino "ucap Maren dengan nada remeh.
"Iya aku sudah tahu semua nya, tapi rasa nya bukan itu saja alasan kalian melakukan ini semua"ucap Riana dengan tenang.
"Tidak ada hal spesifik lain untuk mencelakai mu" ucap Maren berjalan kearah Riana.
"Aku hanya ingin melenyapkan orang yang berada disekitar musuh ku seperti kau"lanjut Maren mencengkram dagu Riana sedikit kuat.
"Oh iya kau juga yang membebaskan nenek dan kakek peot itu kan"ucap Anja menyela.
"Diam!"bentak Maren pada Anja.
"Kau pikir kami benar-benar keluarga mu hahaha lucu sekali, sayang nya keluarga palsu mu ini sangat membenci diri mu "ucap Maren menekan cengkraman nya pada dagu Riana.
"Kau tau mengebom mansion Atmadja, menusuk ibu mu, lalu menculik mu dan menjadikan kau anak kesayangan benar-benar drama yang sangat bagus untuk ditonton"lanjut Maren terkekeh pelan.
"Bahkan selama bertahun-tahun vino tidak tahu keberadaan ku dan kau"lanjut Maren menunjuk Riana.
"Aku penasaran bagaimana reaksi mereka melihat mawar hitam nya dipenuhi darah "lanjut Maren menggores pipi Riana dengan belati, entah dari mana Maren mendapatkan belati itu.
"Kalian bermusuhan dengan vino bukan kedua orang tua ku! Tega sekali kalian membunuh mereka!"ucap Riana penuh emosi. Ia tidak tau bahwa sikap dan sifat mereka seperti ini benar-benar iblis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiana Or Riana [ END ]
RandomJangan lupa follow sebelum membaca!!! Dan tinggal kan jejak setelah membaca!!! -------- Gric Fiana Mulia Gratama, gadis bar-bar dengan segala tingkah yang tidak menutupi kepintaran dan segala prestasinya, sifat yang ia miliki akan berubah tergantung...