16. Gejolak [M]

4.1K 324 8
                                    

Warning!

Part berisi konten dewasa 😗

"Teman-teman... aku ingin bicara" Ucap Taehyung dengan lirih. Dia menatap ke arah Jimin, Bambam dan juga Yugyeom yang masing-masing dari mereka sudah membawa tas untuk segera pulang.

"Maaf, Tae. Lain kali saja... Aku dan yang lain punya janji" Kata Jimin dengan dingin padanya kemudian langsung mengait lengan Bambam dan Yugyeom untuk membawa mereka pergi dari sana.

Taehyung menghela nafas, dia tak tahu harus bagaimana lagi agar teman-temannya mau mendengarkan ceritanya. Sendari tadi Jungkook berdiri di belakangnya mendengarkan, akan tetapi dia merasa geram dengan sikap mereka bertiga terhadap Taehyung. Terlebih hal itu membuat Taehyung menjadi sangat sedih.

Jungkook menarik tangan Taehyung lalu memeluknya. Dia menunggu waktu yang tepat ketika anak-anak lain sudah lebih dulu keluar dari kelas, jadi tidak ada yang melihat mereka berpelukan.

"Besok pasti mereka mau berbicara denganmu, jadi kau bisa menceritakannya" Kata Jungkook sebagai penenang saat dia berbisik di dekat telinga Taehyung sembari mengusap punggungnya.

Dalam pelukan Jungkook, Taehyung hanya memberikan anggukan kecil.

Tidak ada hal lain lagi, kecuali tanpa mereka sadari bahwa Bae Irene melihatnya. Wanita itu mengenggam erat dua kaleng soda di tangannya hingga sedikit penyok. Lalu pergi terburu-turu, dia berjalan dengan setiap langkah kaki penuh amarah. Ketika sudah cukup jauh dua kaleng soda itu dilemparkan ke tempat sampah, membuat suara benturan cukup keras di tengah lorong yang sepi.

"Yashh...!" Irene berteriak sambil menendang tempat sampah dengan high heelsnya hingga tempat sampah itu jatuh ke lantai. Dia lalu mengusak rambutnya kasar sebelum benar-benar pergi.

.

.

.

"Lebih tinggi lagi..." Teriak Taehyung saat Jungkook mengangkat tubuhnya untuk mengambil apel di atas pohon.

Memetik buah dari pohonnya langsung bukankah lebih menyenangkan? Meski memang terdengar merepotkan tapi Taehyung senang melakukannya bahkan Jungkook juga tak keberatan.

Ketika tubuh Taehyung diangkat lebih tinggi, dia akhirnya berhasil meraih dahan pohon dan naik ke atasnya. Dia duduk di sana sembari menikmati pemandangan hijau rumput dengan danau kecil yang tampak damai. Tak lupa dia akan mengambil beberapa apel untuk di makan.

Jungkook yang berada di bawah pohon memutuskan untuk berbaring pada rerumputan. Melihat Taehyung yang berada di atas pohon sambil tersenyum.

"Berikan apel untukku juga" Kata Jungkook melihat Taehyung yang memakan apel. Dan tak lama sebuah apel di lemparkan ke bawah padanya, dia menangkapnya dalam sekali coba.

Tersenyum ke arah Taehyung yang juga membalasnya. Lama Jungkook memperhatikan wajah Taehyung yang tersenyum sambil dirinya mengigit apel.

"Apa kau sudah sering ke sini?" Tanya Taehyung tanpa melihat ke arah Jungkook melainkan pada danau yang tenang di hadapan mereka.

"Tidak, uhm... mungkin tiga kali aku pernah berkunjung ke sini" Kata Jungkook yang juga mengingat bahwa dia menaburkan abu kremasi ibunya di danau ini.

"Tempat ini indah, tapi kenapa hanya kita berdua yang ada di sini?" Tanya Taehyung, mengamati keadaan sekitar tanpa melihat ada orang lain yang melintas.

"Lihat ke arah sana" Kata Jungkook sambil menunjuk ke gedung-gedung cukup tinggi di belakang mereka.

"Sebelumnya tidak ada gedung di sana, semenjak pembangunan terjadi tempat ini tertutup dari luar. Hanya bisa di lewati menggunakan jalan pintas yang cukup jauh" Jelas Jungkook, sangat membuat Taehyung mengerti dan paham.

ᴾʳᵉᵍⁿᵃⁿᵗ ⁱⁿ ᴮᵒʸˢ ˢᶜʰᵒᵒˡ ✓ (ʙʟ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang