25. Butuh Kamu

2K 207 17
                                    

Plak...

Tamparan keras mendarat di wajah Jungkook.

"Ku bilang jangan hancurkan reputasiku!!" Tuan Jeon berteriak murka, dia menjatuhkan ponsel yang bukan miliknya ke atas meja.

"Lihat apa yang kau perbuat?! Karnamu ayah habiskan banyak uang untuk menyuap kepala sekolah. Dasar tidak berguna...!" Kepala Jungkook di pukul ke samping dengan tangan. Tuan Jeon masih begitu marah dan memukul perut Jungkook .

Tak bisa menahan lagi kemarahannya, pria paru baya itu pergi mengambil vas bunga kaca lalu memukulkannya pada kepala Jungkook hingga berdarah. Warna merah kental segera keluar dari dahi Jungkook dan pemuda itu merasa hampir kehilangan kesadarannya.

Pecahan kaca tampak berantakan di atas lantai mahal sebelum sepatu pantofel menginjak pecahan itu. Tuan Jeon berjalan lalu berhenti tepat di depan putranya, dia mengarahkan jari telunjuk ke dahi Jungkook lalu mendorongnya berulang kali.

"Jika kau tak ingin kepalamu berlubang, segera lupakan Omega itu" Katanya

.

.

.

Jungkook mengendarai motor miliknya dengan kencang di tengah kondisi yang hujan deras. Dia sedang terburu-buru tak memperdulihkan jika kepalanya terluka. Berkali-kali hampir hilang kesadaran dan Jungkook akan menggelengkan kepalanya berulang kali untuk mengembalikan kesadaran.

Saat tiba di kediaman Taehyung, Jungkook segera turun dari kendaraannya. Dia tanpa berpikir dua kali mengetuk pintu dengan brutal. Taehyung langsung membukakannya pintu.

"Jungkook, kau..." Taehyung terkejut, terutama saat dia melihat darah mengalir dari dahi Jungkook. Tapi sebelum dia bertanya Jungkook segera memotong perkataannya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Jungkook, mengenggam pergelangan tangan Taehyung.

"Hum..." Taehyung hanya bergumam dan sedikit mengulas senyum di bibir pucatnya.

"Apa kau habis menangis?" Tanya Jungkook sekali lagi saat mereka berdua memutuskan untuk duduk di sofa ruang tengah setelah dia memperhatikan jika kedua mata Taehyung tampak sebam.

"Hanya sedikit" Bohong Taehyung, dia menghabiskan waktu seharian menangis dalam kamar. Begitu malu bahkan untuk pergi ke supermarket, dia takut akan bertemu atau berpapasan dengan teman-temannya.

Taehyung juga tak berani untuk sekedar memberitahu Perawat Kim. Dia sadar itu murni kesalahannya. Sekarang yang terpikirkan dalam benaknya yakni bersembunyi.

Saat melihat raut wajah Taehyung yang penuh kekhawatiran, Jungkook tahu dia harus memberinya sebuah pelukan hangat. Maka tubuh Taehyung di peluk dalam dekapan miliknya.

"Postingan itu sudah di hapus, kau tak perlu khawatir lagi. Pelakunya sudah ditangkap, dia Lee Haechan anak kelas satu. Dia mengatakan jika dia mendapat ancaman dari Lucas lalu terpaksa merekam" Jungkook menjelaskan semuanya pada Taehyung, meski masih tersisa sedikit raut kesedihan yang menghinggapi wajah Taehyung.

"Ah baiklah" Taehyung menghela nafasnya cukup lega.

"Tapi mulai besok kita harus mengikuti kelas khusus, Apa kau tidak masalah?" Tanya Jungkook, kelas khusus selama ini hanya diikuti oleh anak-anak bermasalah diantaranya seperti Jackson yang sering keluar masuk ruangan itu.

ᴾʳᵉᵍⁿᵃⁿᵗ ⁱⁿ ᴮᵒʸˢ ˢᶜʰᵒᵒˡ ✓ (ʙʟ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang