Mereka tengah berkendara, Taehyung memeluk Jungkook dengan erat saat motor mereka melaju membelah jalanan yang senggang. Karna dia yang mengeluh lapar, Jungkook akhirnya berhenti di sebuah taman, memarkirkan motornya di sana."Tunggu di sini, aku akan membelikanmu makanan" Kata Jungkook dan meninggalkan Taehyung yang duduk di kursi taman.
Taehyung hanya mengangguk pada Jungkook sebelum mulai memperhatikan sekitarnya, ada banyak orang yang tengah menikmati hari sore itu dan dia melihat anak laki-laki kecil berlari sembari menarik layangan. Anak itu berlari begitu kencang, berusaha keras untuk menerbangkan layangannya tapi layangan itu terus menerus jatuh dan membuat anak itu juga ikut jatuh ke tanah. Taehyung terkejut saat melihatnya jatuh dan dia berlari kecil untuk menghampirinya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Taehyung dan membantu anak itu berdiri.
"Umm" Anak itu mengangguk pelan dan mengambil layangannya yang berada di tanah.
"Kakimu terluka" Taehyung memperhatikan jika lutut bocah itu berdarah.
"Ini hanya luka kecil" Kata anak itu tak mempermasalahkan.
"Meski hanya luka kecil jika infeksi itu akan berbahaya" Ujar Taehyung dan dia membawa anak itu untuk duduk di bangku taman sementara dia mengambil ranselnya lalu mengeluarkan pembersih luka dan plaster.
"Hyung, kamu seperti ibuku selalu mengkhawatirkanku" Kata anak itu tiba-tiba saat Taehyung mengangkak kaki kecilnya ke atas pahanya dan mulai mengobati.
"Harusnya kau bilang aku mirip ayahmu" Taehyung membalasnya, dia hanya tidak ingin atau belum mengakui jika dia Omega yang stratanya mirip seorang wanita.
"Tapi Hyung lebih mirip ibuku" Anak itu masih bersikeras.
"Dan di mana ibumu?" Tanya Taehyung.
"Dia ada di sana" Tunjuk anak itu pada sesosok wanita dengan rambut hitam panjang terlihat seperti seseorang yang dia kenal.
"Sudah selesai" Taehyung mempersilahkan anak itu untuk berdiri kembali.
"Terima kasih hyung" Ujar Bocah itu membungkuk pelan di depan Taehyung dan berlari pergi segera.
"Kau berbicara dengan siapa?" Tanya Jungkook, dia membawakan dua tteokbokki dan satu susu milkshake lalu sebuah kopi untuknya sendiri.
"Bukan siapa-siapa, hanya anak kecil yang terlihat sepertimu" Taehyung berbalik untuk melihat Jungkook, dan mereka duduk bersama.
"Maksudnya?" Tanya Jungkook penasaran.
"Keras kepala persis sepertimu dan dia juga pandai bicara" Taehyung menjelaskannya sambil membuka kemasan tteokbokki miliknya.
"Oh, anak itu pastilah tampan sepertiku" Ucap Jungkook pasti seakan dia tahu siapa saja yang mirip dengannya tentunya tampan.
"Kau terlalu narsis, aku harap bayi ini tidak terlalu narsis sepertimu" Taehyung menaikkan satu alisnya dengan raut wajah tak percaya pada kata-kata Jungkook dan dia segera mengusap perutnya sendiri selepas itu, merasa mual karna aksi kepedean Jungkook.
"Makanlah, aku akan menyuapi" Kata Jungkook, dia memegang tteokbokki dengan sumpit dan menyajikannya di hadapan Taehyung.
"Ini memalukan, bagaimana jika ada yang melihat?" Bisik Taehyung pelan, dia melirik ke sekitarnya memastikan tidak ada orang yang melihat, barulah Taehyung membuka mulutnya menerima suapan.
"Itu akan sama ketika kita berkeluarga, kita harus mengabaikan orang lain. Apa kau mengerti?" Jungkook melepas maskernya dan mulai memakan makanannya sendiri. Ingat bahwa dia tidak bisa pergi keluar tanpa menggunakan masker setidaknya sampai masa jabatan ayahnya berakhir.
"Hum, baiklah aku mengerti"
Mereka diam beberapa saat karna makanan dalam mulut.
"Omong-omong apa sudah mempersiapkan ujianmu?" Tanya Jungkook kemudian setelah dia selesai makan.
"Jangankan ujian, lalu bagaimana kau akan menjelaskan ini? Aku terus muntah setiap pagi dan terus saja mendambakan makanan" Taehyung cemberut karna Jungkook hanya memikirkan ujian dan dia sibuk mengelus perutnya.
"Kalau begitu kapan pun bayi lapar aku akan membawakan makanan" Tawar Jungkook dan tertawa pelan karna merasa gemas dengan Taehyung.
"Janji? Kapan pun aku ingin?" Tanya Taehyung, matanya berubah binar dalam sekejap.
"Aku janji" Jawab Jungkook dan Taehyung menyerahkan jari kelingkingnya untuk menyambut janji itu, Jungkook menggelengkan kepala heran tetapi lalu mengaitkan kelingkingnya pada Taehyung. Mereka sudah berjanji di atas diri mereka sendiri.
"Aku akan memberimu ciuman gratis hanya untuk kali ini" Kata Taehyung lalu secara tiba-tiba mengecup bibir Jungkook saat dia merasa tidak ada siapapun yang akan melihat.
Cup...
"Eomma, itu hyung yang aku ceritakan!" Teriak anak laki-laki dari kejauhan, Taehyung yang mendengarnya segera melepaskan diri dari Jungkook.
Mereka berdua tercengang saat melihat Irene ada di sana dan anak tadi memanggilnya 'eomma'.
"Eomma, eomma... Kenapa melamun?" Tanya anak itu dan menarik-narik rok irene.
"E... Terima kasih karna telah menolong putraku" Irene membungkuk pelan pada Taehyung dan berkata lirih bahwa dia mengucapkan terima kasih.
Taehyung hanya diam, dia bingung ingin berkata apa. Namun setelahnya mereka hanya berbincang berdua di bangku taman dan Jungkook tengah bermain dengan putra Irene.
"Apa dia sungguh putramu?" Tanya Taehyung setelah keheningan cukup lama di antara keduanya.
"Hum... Ku mohon jangan beritahu siapapun" Irene mengangguk pelan dan menatap mata Taehyung berharap dia tidak akan memberitahu siapapun.
"Tapi kan ssaem, kau belum menikah" Kata Taehyung, dia sama sekali tak menyangka akan hal itu.
"Dia anak di luar nikah dan ayahnya tidak mau bertanggung jawab. Aku tidak tau harus bagaimana jadi aku hanya berusaha untuk membesarkannya secara sembunyi-sembunyi. Jadi, kumohon Tae jangan beritahu siapapun tentang ini" Irene menangis di hadapannya dan segera berlutut di atas paha Taehyung. Memohon padanya berulang kali, tak ingin jika orang lain mengetahui ini.
"Baiklah akan ku rahasiakan" Putus Taehyung dia menepuk bahu Irene dan memeluknya.
"Terima kasih" Irene akhirnya mengetahui satu hal dengan pasti bahwa Jungkook beruntung memiliki Taehyung dengan hati yang murni, Omega laki-laki yang lebih suci dibandingkan Omega perempuan. Dia anak yang polos dan hanya mengerti caranya berbuat baik.
Sementara itu dalam benak Taehyung berpikir kembali bahwasanya semua orang memiliki sisi gelapnya masing-masing yang tak dapat diungkapkan, beberapa di antaranya hanya ingin terus disembunyikan dan yang lain berusaha untuk tidak perduli lalu mengabaikan. Mereka memiliki kualitas hidupnya sendiri dalam segala kondisi.
.
.
.
Mereka berada dalam perjalanan pulang, Taehyung mengenakan jaket kulit Jungkook sementara itu hujan rintik-rintik jatuh ke atas tangannya. Dia menggadah ke atas dan melihat hujan itu jatuh ke kaca helmnya, udara semakin dingin saja sehingga dia berpaling ke pelukan Jungkook untuk menghangatkan diri. Dan Jungkook berusaha keras untuk berkendara secepat mungkin, dia tidak ingin mereka basah kuyup nantinya.
Kemudian beberapa saat mereka tiba di kediaman Taehyung. Lampu rumahnya masih padam, ibunya mengatakan dia harus tinggal di kantor untuk sementara karna pekerjaan.
Taehyung turun dengan hati-hati dari motor besar Jungkook, dia melepaskan helm dari kepalanya dan Jungkook juga melakukannya tetapi dia masih berada di atas motornya. Alpha itu mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah dengan kencang hingga mengenai Taehyung.
Jungkook tertawa renyah akan hal itu, melihat Taehyung yang marah karna ulahnya.
"Maaf" Katanya dengan cengiran.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴾʳᵉᵍⁿᵃⁿᵗ ⁱⁿ ᴮᵒʸˢ ˢᶜʰᵒᵒˡ ✓ (ʙʟ)
FanfictionTaehyung adalah seorang Omega. Tidak ada yang tahu sampai sahabatnya, Jeon Jungkook tahu hal ini. Pria Alpha itu satu-satunya orang di sekolah yang tahu mengenai Taehyung. Dan dia terus mengikuti Taehyung ke mana pun, menjadi obsesi terhadapnya dan...