Udara sejuk pagi hari membangunkan Taehyung lebih dulu, tangannya merasakan tekstur lembut seprei. Pikirnya dia tidak ingat pindah ke kasur sendiri, ah... pasti dia ketiduran di sofa semalam lalu Jungkook membawanya ke kamar.Begitu berniat bangkit, seluruh tubuhnya sepenuhnya sakit. Itu semua karna mereka bermain kasar semalam. Taehyung begitu gila karna tak menolak. Meski sakit dia masih mencoba tuk bangun dari tempat tidur, dan terjatuh lagi berkali-kali.
Sama sekali Taehyung tak bisa berdiri maupun berjalan meski kakinya mencoba, pantat dan pinggangnya terasa nyeri juga terpukul.
Dia pun menengok tempat di sampingnya, Jungkook masih pulas tertidur tanpa baju. Taehyung menepuk bahunya, tak ada respon sama sekali. Lalu dia coba untuk mencubit perutnya dan yang dia dapatkan...
Plak!
justru tamparan lengan di pipinya.
"Yak!! Jeon Jungkook!!!" Taehyung berteriak keras lalu menjabak rambut Jungkook tanpa ampun.
"A...akh...Ada apa?" Tanya Jungkook setengah sadar memegangi rambutnya yang rontok di jambak Taehyung.
"Gendong aku ke kamar mandi sekarang" Taehyung hilang kesabaran, menarik rambut Jungkook lebih keras.
Tampak Jungkook kwalahan mengikuti arah jambakan tangannya hingga jatuh ke lantai.
Di depan kaki Taehyung, Jungkook dalam posisi membelakangi berlutut tak memakai atasan, rambut tampak seperti pengangguran dan mata setengah terpejam. Segera Taehyung melompat ke punggungnya untuk sebuah gendongan.Tapi Jungkook tak bergerak, pemuda itu malah tertidur dalam posisinya. Sampai-sampai Taehyung harus memukul kepalanya agar jalan.
.
.
.
Taehyung ingin membolos hari itu tapi dia tak bisa, ibunya memiliki mata-mata di sekolah. Jika Taehyung tak berangkat, ibunya pasti akan tahu dan langsung pulang.
Dia masih belum bisa berjalan, jadi sepanjang tempat menuju sekolah Jungkook menggendongnya di belakang punggung.
"Kau yakin akan seperti ini di sekolah?" Tanya Jungkook sedikit menoleh ke belakang bahunya.
"Hum... Setidaknya aku masih berangkat, aku yakin ibu akan langsung pulang jika mendengarku absen" Taehyung mengangguk di belakang sebelum dia menghela nafas dekat telinga Jungkook.
"Kalau begitu seharian kau di Uks saja, aku akan menulis materi untukmu di kelas" Jungkook menaikkan lebih ke atas lagi kaki Taehyung di pinggangnya untuk mengamankan gendongan.
"Tulisanmu kan jelek, aku akan menyalin sendiri" Taehyung berdalih, jelas dia tak ingin jika Jungkook menyentuh buku pelajarannya karna di sana ada banyak nilai merah Taehyung. Sangat memalukan.
"Kau benar, hanya kau yang mengatakan itu padaku" Kata-kata Taehyung justru mendapat anggukan dari Jungkook. Memejamkan mata sekejap, Jungkook hanya tersenyum masam yang berarti sangat menyadari tulisannya jelek.
"Memangnya yang lain bilang bagaimana?" Tanya Taehyung penasaran tangannya semakin merangkul ke depan leher Jungkook untuk mendengarkan pria itu berbicara.
"Mereka bilang tulisanku sangat bagus dan mudah untuk di pelajari. Jadi, banyak yang ingin meminjam buku catatanku" Jungkook bilang begitu padanya.
"Mereka semua pembohong, apa kau tahu? Mereka hanya berusaha dekat denganmu" Taehyung merasa sangat jengkel saat Jungkook bilang ada banyak yang ingin meminjam buku catatannya.
"Aku tidak tahu, tapi apakah kau baru saja meragukan pacarmu yang terpintar di sekolah huh?" Jungkook berhenti berjalan demi meminta penjelasan pada Taehyung. Dia melirik ke belakang tetapi hanya melihat ekspresi wajah polos Taehyung yang tak ingin disalahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴾʳᵉᵍⁿᵃⁿᵗ ⁱⁿ ᴮᵒʸˢ ˢᶜʰᵒᵒˡ ✓ (ʙʟ)
FanfictionTaehyung adalah seorang Omega. Tidak ada yang tahu sampai sahabatnya, Jeon Jungkook tahu hal ini. Pria Alpha itu satu-satunya orang di sekolah yang tahu mengenai Taehyung. Dan dia terus mengikuti Taehyung ke mana pun, menjadi obsesi terhadapnya dan...