⚠️ Harsh words+crime scene ⚠️
Happy Reading ʕ•ε•ʔ
"Semua yang sudah terjadi tidak seharusnya menyalahkan diri sendiri, semua yang sudah terabaikan tidak seharusnya menyendiri."
— Arzio bab 17—
Terdengar suara isak tangis yang tertahan. Merintih dalam rasa sesak yang tak bisa disampaikan. Tangis pilu disertai dengan rasa kekecewaan membuat siapa saja yang mendengarnya ikut merasakan kesedihan.
Arzio melangkah mendekat. Memberikan sandaran dadanya untuk menahan kepala Anara yang tertunduk dalam sambil menangis.
Untuk kesekian kalinya Arzio melihat Anara menangis dalam diam. Rasanya sangat sesak melihat seseorang berusaha terlihat tegar sambil menahan tangis padahal hati dan pikirannya sangat kacau.
Tanpa aba-aba Arzio merengkuh pinggang gadis itu. Mengusap lembut punggungnya, berharap bisa sedikit memberikan rasa tenang dan aman yang menghangatkan.
Hal itu sukses membuat Anara melepaskan suara isak tangisnya yang tertahan sedari tadi. Ia menangis sejadinya di dalam dekapan hangat yang Arzio berikan. Sungguh ini untuk pertama kalinya Anara bisa mendapatkan kehangatan dari seseorang.
"Semuanya salah gue..." Anara merintih dengan napas tercekat berat.
"Ssstt ..., nggak ada yang perlu disalahkan, Ra."
Anara melepaskan pelukan Arzio secara perlahan. Demi apapun dia sangat malu dengan keadaannya saat ini. Terlebih cowok itu selalu datang di saat Anara sedang terpuruk. Sungguh memalukan.
Tangan Arzio terulur mengusap cairan bening yang tak kunjung berhenti membasahi pipi Anara. Entah mengapa saat Arzio melihat Anara disalahkan hatinya ikut merasakan sakit. Dia sangat paham bagaimana rasanya disalahkan, bagaimana rasanya dicampakkan.
Anara memberanikan diri menatap wajah Arzio. Hening beberapa saat, gadis itu berusaha mengumpulkan keberanian sebelum pada akhirnya bertanya.
"Kenapa lo peduli sama gue?"
Arzio hanya menampilkan lengkungan tipis di kedua sudut bibirnya. Cowok itu tersenyum tanpa memberikan jawaban yang pasti.
***
Malam ini, langit tampak bersinar diterangi oleh cahaya rembulan dan bintang. Angin sepoi bertiup menyeruak dalam tubuh. Suara klakson kendaraan saling bersahutan. Ibu kota tengah diterpa oleh kesibukan bagi para pengendara yang baru saja pulang kerja. Meskipun begitu untungnya jalan raya terpantau ramai lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZIO [SELESAI]
Teen Fiction"𝑨𝒏𝒅𝒂𝒊 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒕𝒖𝒂𝒔𝒊 𝒊𝒕𝒖." : ft. Jeno Bercerita tentang Arzio dan waktu yang selalu menempatkan dia di posisi yang salah. Menyisakan penyesalan yang tidak berujung ta...