Bab 47 - Perasaan Yang Mengganjal

797 73 16
                                    

Happy reading ʕ•ε•ʔ

" Mimpi tetaplah mimpi,  harapan tetaplah harapan,  dan kenyataan tetaplah kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Mimpi tetaplah mimpi,  harapan tetaplah harapan,  dan kenyataan tetaplah kenyataan.  Jangan hidup di dalam mimpi."


- Arzio Bab 47 -


Semilir angin dengan bebas menerpa kulit wajah dua orang pemuda yang saat ini tengah berdiri menikmati senja di tepi pantai.  Terdengar suara deru ombak yang sangat syahdu di telinga. Sepanjang mata memandang Deza hanya melihat lautan luas dengan warna biru zamrud yang damai. 

Sejenak Deza mengagumi pantai yang tampak sangat indah ini.  Di ufuk barat perlahan matahari mulai mengumpat,  bersiap berganti tugas dengan bulan yang akan menyinari malam. Langit bergradasi oranye  berpendar luas bagaikan sebuah kanvas yang sudah diwarnai oleh sang Pencipta. Sangat indah.

Namun,  Deza menyadari sesuatu yang mengganjal.  Mengapa di tempat seindah ini tidak ada siapapun?  Hanya ada dirinya dan Arzio.  Deza celingak-celinguk berusaha mencari keberadaan orang lain.

Hingga pada akhirnya fokus cowok itu berhenti tepat ke arah Arzio yang tengah berdiri membelakanginya. Kakaknya itu memakai  mantel tebal berwarna hitam.

Arzio berbalik menatap ke arah Deza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arzio berbalik menatap ke arah Deza.  Mereka saling menatap satu sama lain. Tidak ada pembicaraan di antara keduanya. 

Perasaan gue kenapa nggak enak banget ya? Deza membatin.

"Gue gagal lagi ya Za?" tanya Arzio terdengar  parau. 

Arzio menggeleng pelan  seraya menghela napas panjang.  "Bahkan dari awal gue emang udah gagal jadi abang yang baik buat lo."

Arzio menunduk dalam.  "Maaf,  gue cuma bisa ngerepotin banyak orang," lirihnya

"Lo ngomong apasi?" Deza sangat bingung dengan perubahan sikap kakaknya. 

Bukannya menjawab Arzio justru mundur selangkah demi selangkah. Dengan nekatnya Arzio masuk ke dalam dinginnya air pantai.  Hingga pada akhirnya cowok itu berhenti tepat di genanganan air yang setinggi mata kaki.  Ombak dengan bebas menerpa kulit kakinya. 

ARZIO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang