Bab 20 - Luka yang Sama

1.2K 79 27
                                    

Selamat datang kembali

⚠️ Bad Romance + Harsh Word ⚠️

Happy Reading 📍
_

__________

- Arzio bab 20 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Arzio bab 20 -


Di tengah keramaian suara anak-anak yang tengah bermain di berbagai macam arena permainan, seseorang duduk temenung di ayunan dengan tatapan kosong. Cowok itu masih mengenakan seragam sekolah. Penampilannya sangat urakan sehingga membuat para ibu yang melintas langsung menutupi mata anaknya. Seolah dia adalah pembawa dampak buruk. 

Sudah selama satu jam Deza di sana, cowok itu tidak ada niat untuk beranjak atau pun pergi menemui Chendra di unit apartemennya. Sepertinya niat Deza datang kesini hanya untuk menangkan diri. Banyak hal yang tengah ia pikirkan sekarang.

Potongan memori kejadian sore tadi terputar dengan lancar tanpa jeda. Jona sangat menakutkan, dia tidak akan memberikan celah untuk rivalnya barang sedikitpun. Beruntung saat itu Arga datang menolong. Ya  meskipun cara cowok itu terkesan pengecut. Pasalnya dia menyalakan police sirene menggunakan speaker bluetooth hasil dari meminjam pedagang keliling.  

Orang yang mengantar Deza hingga ke  apartemen Chendra adalah Arga. Sejujurnya Deza paling tidak suka memiliki hutang budi dengan orang lain, namun mau bagaimana lagi? Motornya sudah rusak parah di bagian stang  dan kaca spion akibat ulah teman-teman Jona. 

"Hai!"

Lumanan Deza buyar seketika saat seorang perempuan dengan rambut sebahu hitam legam yang digerai sambil memeluk boneka beruang putih itu menepuk pundaknya. 

"Ini." Perempuan itu menyodorkan sebungkus es krim pelangi kepada Deza. "Dari tadi aku lihat kamu duduk disini, kamu lagi ada masalah ya?" tanyanya. 

Deza hanya melirik sekilas es krim tersebut tanpa ada minat untuk menerimanya.

"Kata kakak aku kalau lagi memar wajahnya harus dikompres pakai es, karena tadi di minimarket nggak ada es batu jadi aku beliin es krim," jelasnya tanpa diminta. 

"Berisik!" ketus Deza membuat gadis itu tertunduk dan langsung meminta maaf kepadanya.

Merasa tidak enak Deza mengambil alih es krim pemberian gadis itu dan langsung mengompres luka memar yang terletak di sudut bibirnya.  Seutas senyum terlukis indah di bibir cewek itu.

"Aku sering lihat kamu bolak-balik ke apartemen ini tapi wajah kamu selalu aja memar kayak gini. Emangnya nggak sakit?"  Deza hanya diam. 

"Aku boleh kenalan nggak sama kamu?" Tanpa aba-aba perempuan itu mengulurkan tangannya berniat untuk memperkenalkan diri. 

"Aku Jerina Ivi, biasa dipanggil Ivi." 

"Nama kamu Deza bukan?" Deza menaikkan sebelah alisnya.  

"Tau nama gue darimana lo?" tanyanya tidak bersahabat. 

ARZIO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang