Bab 21 - Palung Kegelapan dan Kenangan

1K 85 56
                                    

HAI WELCOME BACK :)

⚠️ Harsh Word ⚠️

📸 Happy Reading

___________

"Tolong jangan jatuhi  lagi, di sini terlalu gelap untuk mencari setitik kebahagiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong jangan jatuhi  lagi, di sini terlalu gelap untuk mencari setitik kebahagiaan."

— Arzio Bab 21 —

Sebuah mobil berwarna hitam mengkilat terparkir rapi di depan rumah kediaman Elain, hal itu mampu menarik perhatian banyak tetangga. Sekumpulan ibu-ibu tengah berkumpul di depan gerobak sayur yang biasa berkeliling di komplek. 

Mereka semua berbisik mengomongi siapa saja objek yang mereka lihat di jalan, hal ini sudah menjadi akitivitas utama para ibu-ibu kalau sedang berbelanja sayur.

Selang beberapa menit kemudian seorang perempuan dengan pakaian modis keluar dan langsung masuk ke mobil tersebut. Dari kaca mobil dapat terlihat bayangan dua orang yang tengah berpelukan mesra. Seluruh fokus yang melihatnya sontak langsung berbicara miring.

"Duh gusti bisa gawat ini, bisa-bisa suami aku juga kepincut sama dia."

"Emang nggak punya malu itu orang."

Semua orang yang berkumpul disana mulai mengeluarkan kritik dan sumpah serapah melihat Elain—mama Anara.

Saat mobil itu melintas tiba-tiba saja Amelin melempar tomat dan telur.

"DASAR JALANG! CEWEK MURAHAN!" Amelin meneriaki mobil yang ditumpangi Elain dengan emosi yang menggebu-gebu. Cewek itu masih kesal dengan perbuatan Elain yang pernah bermesraan dengan papanya.

Amelin berbalik menatap satu-persatu orang di sana.

"Ibu-ibu disini kenapa diam saja si melihat perempuan jalang itu bawa laki-laki lain? Emangnya ibu-ibu semua nggak takut suami nya kepincut? Asal ibu-ibu tau aja ya, papa saya sudah berhasil digoda sama wanita itu! Sadar bu!" tegur Amelin menerangi.

Ibu-ibu disana saling menatap seolah berucap "benar juga."

"Tapi mau bagaimana lagi, toh-"

"Mau bagaimana lagi apanya si bu? LIhat! Rumah itu dalamnya sudah hancur karena ulah siapa? Karena ulah wanita jalang itu!" sergah Amelin mengotot.

"Mama gue bukan wanita jalang Amel!"

Atensi semua orang langsung teralihkan ke samping kanan mereka. Terlihat Anara yang berdiri tidak jauh sambil membawa plastik berisi sampah.

Tanpa pikir panjang Amelin langsung mengambil telur di gerobak dan melemparnya ke arah Anara.

"Dasar anak jalang!  Nyokap lo itu pelacur, cewek murahan!" Amelin menghina secara terang-terangan.

ARZIO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang