"𝑨𝒏𝒅𝒂𝒊 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒕𝒖𝒂𝒔𝒊 𝒊𝒕𝒖."
: ft. Jeno
Bercerita tentang Arzio dan waktu yang selalu menempatkan dia di posisi yang salah. Menyisakan penyesalan yang tidak berujung ta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hal tersulit di dunia ini adalah melawan ego dan diri sendiri."
- Arzio bab 26 -
Sudah hampir satu jam tubuh Arzio terbaring lemah di atas brankar rumah sakit dengan alat bantu selang nassal yang bertengger pada hidungnya. Wajah itu tampak sangat pucat dengan mata yang masih terpejam erat. Cairan dalam kantung infus itu bahkan sudah hampir habis, tapi Arzio masih tidak menunjukkan tanda-tanda akan sadar.
Di sebelah brankar Arga tampak sangat risau. Tidak satu detik pun dia mengalihkan fokusnya dari Arzio. Sesekali dia menoel-noel lengan sahabatnya yang tidak bertenaga karena sangking bosannya dia menunggu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Betah banget si lo tidurnya, nggak tau apa gue udah karatan tungguin lo disini," celetuk Arga pada Arzio. Sudah terhitung tiga kali Arga mengucapkan hal yang sama berharap ucapannya akan berbalas.
"Gue sebenarnya benci banget sama lo. Sangking bencinya gue selalu khawatir sama semua masalah yang selama ini lo simpan. Aneh kan? Ya emang. Itu semua gar-gara lo yang selalu bilang nggak apa-apa sambil senyum kayak orang paling bahagia seantero dunia,"ungkap Arga menahan tangis.
"Apaan kali dikit-dikit senyum, dikit-dikit ketawa. Gue yang kadang suka ketawa hahahihi aja suka merasa kalau lo itu orang paling aneh. Anehnya udah memasuki kategori gila. Tau kan lo?" Arga berdecak, sebal. Dia merasa terkacangi.
"Ck, sumpah ya gue dari tadi udah katain lo gila, bodoh, tolol, segala macam umpatan udah gue katain ke lo biar lo bangun terus genggam tangan gue sampai kenceng banget. Atau lo langsung geplak punggung tangan gue sampai panas banget kayak waktu itu. Tapi tetap aja lo nggak bangun," gumam Arga.
Arga semakin frustasi ketika ingatan dimana Arzio tidak sadarkan diri begitu saja di kedua tangannya. Cairan bening lolos dari pelupuk mata. Semakin diingat semakin sesak rasanya. Jangan katakan Arga lebay, karena pada kenyataannya hal yang paling menyedihkan di dunia ini adalah melihat orang terdekat kita terluka. Terlebih orang itu adalah Arzio-sahabatnya.