Bab 3 - Sikap yang Sebenarnya

2.2K 180 24
                                    

⚠️Crime scene + Harsh Words⚠️

Happy reading (⌒o⌒)

"Karena sesuatu yang telah rusak tidak akan pernah bisa diperbaiki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena sesuatu yang telah rusak tidak akan pernah bisa diperbaiki."

- Arzio bab 3 -

Di saat matahari masih malu-malu menampakkan diri di ufuk timur, terlihat Arzio yang sudah bersiap untuk pergi dengan pakaian seragam  putih abu-abunya. Sudah menjadi kebiasaan cowok itu untuk pergi lebih awal daripada Deza. Semua ini ia lakukan untuk Deza. 

Arzio hanya ingin Adiknya itu menikmati sarapan harmonis layaknya sebuah keluarga cemara di film ataupun cerita fiksi pada umunya.  

Dipanaskan Jabul--motor hitam kesayangan Arzio terlebih dahulu sebelum berangkat. Baru menit kemudian ia mulai menginjak pedal dan menarik gas motor  meninggalkan pekarangan rumah. 

Suasana pagi ini terasa  sejuk, pasalnya semalam hujan turun dengan deras hingga dini hari. Semilir angin menerpa permukaan kulit wajahnya. Di jalan suasana masih tampak renggang mengingat waktu yang menunjukkan pukul setengah enam kurang sepuluh. Masih terlalu dini untuk memulai aktivitas. 

Hari ini rencana Arzio sebelumtiba di sekolah adalah mampir ke toko roti sebagai ucapan terimakasih sekaligus imbalan alas budi karena telah membantu Deza malam tadi. 

Semalam, setelah Arzio mendapatkan pesan dari Jermi, cowok itu langsung bergegas menuju lokasi yang Jermi kirimkan tanpa pikir panjang.  Pasalnya malam itu ia belum sepenuhnya menyelesaikan kerja paruh waktu. Beruntung sang pemilik kafe mengizinkannya untuk pulang lebih awal.

Setibanya di tempat dengan memastikan bahwa Jermi sudah pergi bersama Deza, Arzio langsung  membawa motor Deza ke stim motor dekat rumah untuk menghilangkan coretan tersebut.  Hal ini tentu membuat Arzio harus dua kali bolak-balik dari stim motor dan kembali ke tempat kejadian untuk membawa motornya. 

Lelaki bertubuh semapai yang mengguankan hoodie hitam itu secara perlahan membuka pintu Bakery.  

Tring!

Lonceng yang menggantung pada pintu berbunyi seketika.

Netra legamnya langsung disuguhi oleh aneka roti berbagai rasa dan bentuk yang tersusun rapi pada setiap tatanan. Aroma kopi khas roti yang baru saja dipanggang menyeruak menyapa indera penciumannya.  Dia meneguk ludah, merasa tergiur. 

Pasti enak semua, gumamnya dalam hati.

Tanpa butuh waktu lama, Arzio mengambil  tatanan untuk kemudian mulai memilih roti  yang akan diberikan oleh Jermi.  Bermenit-menit cowok itu memilih roti. Mencari varian roti dengan rasa dan harga yang sesuai budget nya.  Setelah dirasa cukup dan yakin akan pilihannya  ia pergi ke kasir untuk membayar roti.

ARZIO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang