Happy Reading ʕ•ε•ʔ
⚠️Crime Scene ⚠️
(Tidak layak untuk ditiru)"Bukannya tidak mau jujur. Hanya saja mata ini belum siap untuk melihat air mata kesedihan."
- Arzio bab 35 -
Di sebuah ruangan terpampang rapi alat musik yang tersusun sesuai tempatnya. Terlihat seorang perempuan tengah asik bercerita panjang kali lebar dengan penuh semangat. Anara dan Arzio kini sedang berada di ruang seni musik sambil menunggu bel masuk istirahat berbunyi.
Selama bermenit-menit Arzio duduk manis mendengarkan cerita Anara dengan lutut yang ditekuk. Manik hitamnya terfokus pada satu subjek manis di depannya. Arzio merasa sangat bahagia bisa melihat Anara yang sedang dalam mood baik hari ini.
Anara terus saja menceritakan tentang sang Papa yang mulai hadir memberikan perhatian, dan kasih sayang. Anara juga mengatakan kalau kemarin baru saja orangtua nya resmi bercerai. Semua yang terjadi kemarin di rumah dia ceritakan kepada Arzio tanpa ditutupi sedikit pun.
"Pokoknya nih ya Ar Papa tu baiiikkk ..., banget, lo tau nggak si? Papa sampai rela bangun pagi demi buat sarapan. Semuanya Papa yang kerjain," ujar Anara antusias.
"Udah gitu Papa juga sempet loh pasangin tali sepatu gue yang belum dipasang. Baik banget 'kan?"
"Oh iya, omong-omong congrats ya Ar. Akhirnya hubungan lo sama Deza membaik. Gue seneng banget lihat lo berdua akur." Arzio mengangguk kecil sebagai bentuk respon. Wajahnya ikut tersenyum di kala melihat wajah Anara yang juga tersenyum.
"Ar kok diam aja? Gue barusan ucapin selamat loh. Lo dengerin gue 'kan?" tanya Anara memprotes kepada Arzio yang hanya diam mendengarkan.
"Iya gue dengerin."
"Terus kenapa diam aja?" Anara kembali bertanya.
Arzio merubah posisi duduknya jadi bersila.
"Ya ..., gue seneng aja bisa liat lo secerah ini." Arzio terdiam sejenak. Beberapa detik kemudian dia kembali membuka suara. "Gue harap lo bisa bahagia terus kayak gini, Ra," imbuhnya."Gue bahagia itu berkat lo Ar. Selama beberapa bulan terakhir lo bener-bener jadi perantara kebahagiaan. Sekarang waktu jadi lebih suka izinin kebahagiaan datang ke hidup gue."
Anara tersenyum simpul. "Makasih banyak untuk semuanya," ucapnya sangat tulus.
Lamat-lamat Anara menatap dalam wajah Arzio. Mengabsen satu-persatu proporsi sempurna wajah Arzio. Mulai dari mata, hidung, bibir, dan tahi lalat yang Arzio miliki di bawah pelupuk matanya.
Namun, Anara merasa senyum tulus yang selalu Arzio tampilkan kini tidak secerah dulu. Senyum itu terlihat dipaksakan. Seolah di balik senyum itu tersimpan kesedihan yang berusaha dia sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZIO [SELESAI]
Teen Fiction"𝑨𝒏𝒅𝒂𝒊 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒕𝒖𝒂𝒔𝒊 𝒊𝒕𝒖." : ft. Jeno Bercerita tentang Arzio dan waktu yang selalu menempatkan dia di posisi yang salah. Menyisakan penyesalan yang tidak berujung ta...