𓃠𝚂𝚗𝚘𝚠

225 35 26
                                    

Comment, vote

Renattha pov

Sinar matahari malu-malu masuk melalui jendela, mengusik tidurku yang nyenyak di atas kasur empuk. Sinarnya benar-benar menyilaukan mata, angin pagi berhembus menyentuh kulit ku terasa sejuk.

Aku terbangun, Pagi telah tiba. Aku mendudukkan diri di tepi kasur, menguap dengan lebar meregangkan otot-otot tangan ku. Roh ku belum terkumpul semua.

"Hmm.." Aku ber hmm, belum sepenuhnya tersadar. Kepala ku terasa pusing, seakan-akan berhibernasi seperti beruang saat musim dingin.

Ya.. Memang benar sekarang sedang memasuki musim dingin. Udaranya saja sudah mulai dingin, tak lama lagi musim salju akan tiba.

Yosh! Tak butuh waktu lama, aku tersadar sepenuhnya. Aku bangkit berdiri dengan rambut terurai ku yang berantakan ciri khas orang bangun tidur.

Bangun pagi ku buka handphone~

Buka pesan gaada yang chat~

Kasian deh lhoo!

Aku bersenandung sambil berjalan menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri tubuh terasa gatal ketika bangun tidur.

Satu abad kemudian... Eh tidak! Beberapa menit kemudian.. Setelah aku menyelesaikan ritual di kamar mandi, akhirnya selesai.

Tubuhku wangi wangi~
Terasa segar.

Aku keluar dari kamar ku begitu selesai menggunakan pakaian ala-ala rumahan. Hanya kaos polos serta celana pendek di atas lutut, tenang saja hanya dirumah aku menggunakan pakaian ini.

Di ruang makan yang terlihat jelas dari ata sini, kakakku tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk kami berdua. Dengan cepat aku menuruni anak tangga yang tak ku hitung jumlahnya, kurang kerjaan bener kalau aku hitung.

"ooh..my little sister is awake..how did you sleep?" Ucap lelaki di depan ku itu, ntah kenapa terdengar menyebalkan. Kami duduk bersebrangan di meja makan, jadi kami berhadapan.

"Ugh.. Gausah sok Inggris deh! Sakit perut tau gak ngedenger nya! Biasanya juga suka ngajak ribut " Tuturku dengan nada sebal.

Itu memang benar, tak biasanya si kakak nanya tentang tidur ku biasanya juga bomat dan setiap aku turun untuk sarapan dia pasti nyuruh duduk pake nada nge gass segala. Dasar kakak gak berakhlak emang.

Hari ini kami sarapan omelette dengan isian keju mozarella di dalamnya. Aku bisa merasakan sensasi keju meleleh di dalam mulut ku ketika memakannya.

"Bagaimana? Enak kan... " Tanya kakak ku sambil menaikkan kedua alisnya secara bergantian, tampang mukanya kepedean.

Jujur omelette buatan kakak ku ini yang terenak, tapi aku tidak ingin mengakuinya. Nanti yang ada dia terlalu memuji dirinya sendiri.

"B aja" Jawab ku dengan nada dingin, menatapnya dengan sorot mata malas.

Kami berdua diam tidak bersuara,hanya ada bunyi dentingan piring . Kami fokus menyantap makanan kami masing-masing.

"Kak.. " Aku membuka suara, setelah terjadi keheningan beberapa saat tadi.

"Hmm? "

"Ibu masih kerja di luar kota? " Tanyaku tanpa basa basi.

"Iya..ibu sibuk karena banyak pekerjaan disana, jadinya belum bisa pulang" Jawab kakak ku.

"Terus.. Kak Kenzo malam ini pulang ke rumah? Atau menginap lagi di rumah teman kakak? " Tanyaku dengan nada menurun.

Kak Kenzo bangkit dari duduknya sambil membawa piring kotor, ia menghampiri ku mengambil piring kotor bekas ku ia menjawab "iya, kakak harus mengerjakan tugas kelompok bersama teman-teman. Kalau beresnya gatau kapan. Ada kemungkinan bakal sampai malam, jadi Kakak akan menginap di sana dan paginya pulang ke sini"

𝐆𝐇𝐎𝐒𝐓 𝐀𝐍𝐃 𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃 (𝐒𝐇𝐈𝐍𝐁𝐈 𝐇𝐎𝐔𝐒𝐄)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang