Rintik hujan, perasaan yang tersimpan

140 21 6
                                    

Meskipun akan memasuki musim semi, namun cuaca hari ini tidak bagus untuk orang-orang pergi keluar.

Langit yang dihiasi awan-awan berwarna abu-abu menutupi cahaya matahari sehingga membuat langit nampak sedikit gelap alias mendung.

Menurut perkiraan cuaca hari ini akan terjadi hujan yang deras, begitu mendengar hal itu orang-orang memilih untuk berdiam di rumah.

Namun lain halnya dengan seorang anak laki-laki yang justru membawa sebuah buket bunga ke tempat pemakaman.

Langkahnya yang lebar, terhenti pada sebuah nisan yang terlihat sudah lama. Dengan perasaan yang tidak dapat dijelaskan ia langsung duduk, mengatupkan kedua tangannya dan berdoa dalam hatinya.

Setelah doanya tersampaikan, anak laki-laki itu menurunkan tangannya dan meletakkan buket bunga yang di bawanya di depan nisan tersebut.

"Ibu, selamat ulang tahun. Hari ini aku berkunjung sendiri lagi tanpa ayah. Dia selalu sibuk dengan pekerjaannya dan menitipkan ucapan darinya padaku" ucap nya pelan dengan suara yang lembut.

Matanya menatap lekat sebuah foto wanita dengan senyuman cantik nya yang terpajang di depan batu nisan tersebut.

"Saat ini juga sedang tersenyum ya, bahkan di saat-saat terakhir pun ibu tetap tersenyum" ucap nya hambar,dengan perasaan melekit di hatinya.

Wajah anak itu tiba-tiba saja menggelap, tatapan kosong dengan bayang-bayangan masa lalu yang terus memutar di otaknya
"Karena memiliki hati yang lembut,pastinya ibu sudah memaafkan 'mereka' kan? Maaf saja ibu, kebencianku terhadap 'mereka' tidak akan pernah hilang"

Tubuhnya bergetar dengan perasaan kesal yang terkumpul di kepalan tangannya, dirinya yang terselimuti oleh emosi tidak akan pernah mengubah niatnya.

"Berani sekali mereka merenggut sesuatu yang berharga bagiku secara paksa, padahal saat itu..adalah momen yang paling membahagiakan "gumamnya dengan emosi yang ditahan.

Tiba-tiba saja ia menyadari suatu hal yang membuatnya berhenti bersuara, dengan cepat ia menoleh kesamping dan menemukan seorang anak perempuan yang kini sedang mengatupkan kedua tangan berdoa dengan mata yang tertutup.

Anak laki-laki itu sedikit terkejut dengan kehadirannya , membuat dirinya tanpa sengaja berbicara dengan terbata-bata.

"A-apa yang kau lakukan? Kenapa kau ada disini? Sebaiknya kau pergi, jangan mengganggu,aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu"

Gadis itu yang merasa kehusyukannya terganggu pun memberikan kode.

"Sst.."

Mendengar hal itu membuatnya tiba-tiba menurut dan langsung diam membiarkan anak perempuan itu fokus untuk berdoa.

Hingga tak berselang lama, anak perempuan itu pun mengakhiri doanya dengan sebuah senyuman yang tulus.

"Halo bibi, ini adalah pertemuan pertama kita  dan maaf aku hanya bisa memberikan ini" tutur gadis itu meletakkan sebuah apel di atas nisan tersebut.

"Hey, jangan memberikan benda sembarangan. Singkirkan!" Tolaknya mentah-mentah, karena ia tak mempercayai gadis di dekatnya tersebut.

"Kau ini tenang saja, ini adalah buah apel yang aku ambil dari kakak ku,tadinya sempat ingin aku makan tapi karena aku melihatmu disini jadi aku ingin memberikannya sebagai hadiah untuk ibumu. Masih fresh kok, kalau tidak percaya coba cek aja" Ucap gadis itu dengan tatapan penuh keyakinan.

Anak laki-laki itu hanya diam dan meletakkan kembali apel yang diberikan anak perempuan tersebut.

"Sejujurnya aku tak menyangka kau memiliki masa lalu yang tidak mengenakan juga" ujar gadis itu tiba-tiba.

𝐆𝐇𝐎𝐒𝐓 𝐀𝐍𝐃 𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃 (𝐒𝐇𝐈𝐍𝐁𝐈 𝐇𝐎𝐔𝐒𝐄)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang