𓃠𝐓𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐥𝐨𝐲𝐬𝐢𝐮𝐬?

155 26 2
                                    

Tempat,,
(?) Lokasi perhutanan..

Suasana disini hening, tak ada satu pun dari kami yang berani untuk membuka suara.

Hanya suara dentingan piring begitu pisau logam memotong daging sapi panggang yang empuk.

Disaat semua orang menyantap makanannya masing-masing dengan tenang.

Hanya aku yang justru memainkan makanan di hadapanku ini. Ntah kenapa nafsu makan ku hilang.

Pikiran ku kini sedang terbang bebas kemana-mana, ada suatu hal yang aku pikirkan.

Hingga lamunan ku buyar begitu mendengar suara dehaman dari seseorang, reflek pundak ku yang turun berubah tegak.

"Kenapa tidak dimakan? Apa makanannya kurang enak? "

Pria paruh baya dengan rambut gondrong serta janggut panjang berwarna putih di dekatku itu menatapku menunggu jawaban dariku.

"Kak Renattha! Daging panggang ini enak lho! Ayo dimakan! " Seru Doori dengan mata binarnya memuji makanan daging ini.

Aku menggeleng cepat, "Tidak makanan ini enak, hanya saja saya merasa tidak lapar"ku usahakan untuk tersenyum.

" Kok bisa? Kita udah tak sadarkan diri selama tiga hari lho kata tuan ini, masa tidak kelaparan?" Respon Sara merasa heran dengan perutku.

Aku hanya bisa terkekeh, lalu pandangan ku beralih ke seorang pria paruh baya di dekatku.

Pria dengan tubuh yang senantiasa tegak dan terlihat percaya diri, pemilik rambut putih, dengan tulang pipi yang terbentuk dan wajah tegas itu adalah Tuan Aloysius, orang yang menyelamatkan kami.

Meskipun tampang nya terlihat tegas dan galak, tapi ternyata ia merupakan pria tua yang baik hati dan senang bercanda.

Yah.. Kini mendengar tawa nya yang khas bapak-bapak membuat aku merasa lebih rileks tidak tau kenapa.

"Yah terkadang ada juga yang begitu. Selama kalian tak sadarkan diri selalu saya berikan air putih dan juga vitamin toh" Tuan Aloysius kembali tertawa dengan suara beratnya, ia reflek memainkan janggut panjangnya.

"Kami sungguh berterimakasih karena tuan Aloysius telah menyelamatkan kami dan merawat kami selama kami tak sadarkan diri. Maaf telah merepotkan anda" Ujar Gaeun membungkuk dengan sopan.

"Ho ho ho, Sama-sama anak muda" Balas Tuan Aloysius masih dengan senyuman di wajahnya.

"Anu.. Kalau boleh tau apa Tuan Aloysius tinggal sendiri? Saya tidak melihat siapa-siapa lagi disini" Tanya Hari yang nampaknya sepemikiran denganku.

Setidaknya pertanyaan ku juga sudah terwakilkan disini.

Nampak sekali Tuan Aloysius terdiam tidak langsung menjawab, apa pertanyaan itu terdengar tidak nyaman baginya.

Hari yang menyadari ekspresi Tuan Aloysius nampak salting, ia pun mengibas-ngibas tangannya " Ah maaf, sepertinya pertanyaan saya membuat Tuan tidak nyaman ya"

Sambil menggeleng kepala Tuan Aloysius tersenyum tipis ada raut kesedihan diwajahnya "Tidak, saya akan menjawab nya. Sudah lama saya tinggal sendiri. Saya kehilangan keluarga saya sudah sejak lama karena kejadian saat peperangan"

Kami yang mendengarnya bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Tuan Aloysius.

Setelah keheningan sesaat..
Ekspresi nya seketika berubah ceria "Tapi kejadian itu sudah berlalu dan saya sudah terbiasa sendiri ditambah lagi saya punya murid-murid yang hebat"

"Murid-murid yang hebat? " Leon mengulang kalimat tersebut untuk memastikan ia tak salah dengar.

"Iya! Murid-murid yang hebat! Setelah pensiun dari medan perang saya mulai melatih anak-anak dari desa terdekat yang ingin dilatih oleh saya" Tuan Aloysius menceritakan nya tanpa ragu-ragu padahal kami ini orang yang baru ia temui terhanyut di dasar sungai.

𝐆𝐇𝐎𝐒𝐓 𝐀𝐍𝐃 𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃 (𝐒𝐇𝐈𝐍𝐁𝐈 𝐇𝐎𝐔𝐒𝐄)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang