28

1.4K 99 0
                                    

Seorang gadis sedang berdiri didepan pintu rumahnya hatinya berkata untuk masuk, namun pikirannya berkata tidak.

"Duh gue masuk gak ya?" gumamnya.

Gadis itu menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Oke Ra, lo bisa. Lo pasti bisa!" ucap Liora mencoba meyakini dirinya. Yaa, gadis itu adalah Liora.

Perlahan Liora mulai membuka pintu rumahnya agar tidak menimbulkan suara. Setelah berhasil masuk ia pun bernapas lega.

'Huft, akhirnya.. semoga orang rumah udah pada tidur deh' batin Liora,

Liora mulai celingak celinguk lalu berjalan perlahan menuju tangga. Namun saat ia sudah sampai dianak tangga ketiga tiba tiba ada suara yang membuat jantungnya berhenti berdetak.

"Darimana?" tanya seseorang dari belakang dengan suara berat khas 'nya.

Liora memejamkan matanya dalam dalam, ia tau itu suara siapa. Menarik napas panjang lalu ia memutuskan untuk memutar badannya. Dan...

Kan!

Mampus lo!

Bakalan kena omel 7 hari 7 malem nih.

"Eh? papi.. nga-pain disitu pi?" tanya Liora basa basi.

Yang ada dihadapan Liora saat ini adalah Dani, Sisil, dan Arkan yang sedang asik makan kacang sambil menonton agenda yang didepannya.

"Gak usah basa basi kamu, darimana?" tanya Dani dingin.

"Darii... itu dari markas pi" jawab Liora jujur namun dengan suara pelan.

"Terus itu muka kenapa bonyok gitu?"

"Em.. anu.. itu abis.. ngasih permak kemuka anak orang" jawab Liora asal.

"Kamu itu ya, udah dibilangin berkali kali jangan berantem! tapi masih aja berantem" ucap Dani.

"Sekali kali 'kan gak papa 'lah pi" elak Liora.

"Sekali kamu bilang?" Dani menatap Liora tajam, Aura yang dikeluarkan sangatlah mendominasi. Keringat dingin mulai bercucuran di pelipis Liora. Bahkan Arkan yang sedang asik makan kacang saja sudah nongkrong dipegangan tangga.

"Ini sudah berkali kali Liora! sekarang papi tanya kalo kamu tadi kemarkas kenapa muka kamu bonyok begitu?" tanya Dani.

"Anu.. tadi markas diserang jadinya itu.. anu.. jadinya tadi ada agenda baku hantam.. hehe" Liora tertawa garing.

"Huft.. sudah lah, Arkan kamu bantu adik kamu bersihin lukanya. Papi sama Mami berangkat" ucap Dani.

"Mau kemana pi?" tanya Liora.

"Keluar kota" jawab Dani menggandeng tangan Sisil. Baru beberapa langkah ia menbalikkan badannya lagi "Semua fasilitas kamu papi sita kecuali kartu atm dll, papi bakalan balikkin waktu papi balik kerumah" lanjutnya lalu melanjutkan jalannya.

Hayo loo..

Mampus kan lo Raa.

Fasilitas lo disita..

KYAAA

"HUAAAA.. PAPI KOK GITU SIH!! TERUS LIO BERANGKAT SEKOLAHNYA NAIK APAAN?!!" teriak Liora.

"KAN ADA BANG ARKAN, LAGIAN KAMU JUGAKAN DIANTER JEMPUT SAMA ALVERO. KALO GAK MAU NAIK BUS AJAA" teriak Dani dari pintu utama.

Arkan berdiri menegakkan badannya lalu menaikki tangga tak lupa menarik ujung jaket Liora.

"Udah deh masuk!" perintahnya tegas.

AlvelioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang