47

1.2K 61 4
                                    

Disisi lain Alvero ddk bersama Revan, Dani, dan juga beberapa anak buah Dani sudah berada didepan sebuah bangunan bertingkat yang sudah tidak terawat.

"Ini bener tempatnya disini?" tanya Raja menatap ngeri bangunan didepannya itu.

"Kalo bukan ini dimana lagi?" tanya Bara balik.

"Mobil yang lain juga berhentinya disini. Berarti bener dong" kata Rangga sambil menperhatikan sekitarnya.

"Buruan turun" ucap Alvero keluar dari mobil saat Revan, Dani dan yang lain keluar dari mobil.

"Sudah siap semuanya?" tanya Dani diangguki oleh yang lain.

"Kita masuk sekarang."

Mereka pun akhirnya melangkah maju dengan langkah terburu buru. Namun langkah mereka terhenti saat ada segerombolan orang berpakaian tertutup berjaga disana

"Siapa kalian?" tanya salah satu orang yang berjaga disana.

"Gak usah banyak nanya, mending minggir!" ucap Dani menerobos masuk namun dihadang oleh orang orang itu.

Bughh

"DIBILANG MINGGIR YA MINGGIR!!" amuk Dani menghajar orang itu diikuti yang lain.

Terjadilah pertarungan disana anak buah Dani menyerang orang orang itu. Sedangkan Dani, Revan, bersama Alvero ddk memilih untuk masuk kedalam bangunan bertingkat itu.

Saat berada ditangga tiba tiba mereka dikejutkan oleh suara teriakkan seseorang.

"TOLONGG!!! SIAPA PUN TOLONG GUE!!!" itu suara Liora yang berasal dari atas.

"LIORAA" teriak Alvero melangkah terlebih dahulu meninggalkan yang lain.

Yang lain pun langsung ikut melangkah menyusul Alvero.

"Al suaranya dari sana disana" pekik Daniel menunjuk pintu ruangan yang tampak diterangi oleh lampu kecil.

Alvero berlari mendekati pintu ruangan itu dengan nafas yang memburu dan tangannya mengepal.

"Dobrak" titah Dani ketiaka pintu tersebut tidak bisa dibuka dan...

"AKHH... BANGSAT!!"

Brakk

"LIORAA!!?" pekik mereka bersamaan.

Alvero melebarkan matanya dengan rahang yang mengeras "ANJENG!! LO APAAIN DIA BANGSAT!??" bentak Alvero menarik kerah kemeja Devan lalu menghujani pria itu dengan pukulan.

Bughh.

Bughh.

"MATI AJA LO SETAN!!"

Bughh.

"AGRHHH" pekik Devan kesakitan.

Yang lain langsung menolong Liora terkecuali Bara yang diam mematung didepan pintu.

"Bang Devan..." gumam Bara pelan menatap tak percaya Devan yang sedang dipukuli dengan Alvero.

"Alvero udah Al bisa mati dia kalo lo pukuli terus" ucap Rangga menarik Alvero menjauh dari Devan.

Alvero menendang kaki Devan lalu berjalan mendekati Liora sambil melepas jaket yang ia pakai dan menyampirkannya dibahu Liora.

"Bertahan aku mohon" ucap Alvero lembut sambil mengikatkan sebuah kain keperut Liora agar darahnya berhenti keluar.

"Om polisinya udah datang" kata Daniel lalu turun bersama Bara menghampiri polisi tersebut.

"Alvero, kamu bawa Liora kerumah sakit" titah Dani diangguki oleh Alvero. Alvero menggendong Liora ala bridal style lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut.

"Buruan buka!!" bentak Alvero pada Rangga yang berada didepan pintu mobil. Alvero masuk kedalam mobil bersama Liora yang ada dipangkuannya. Mobil itu pun berjalan disetir oleh Rangga bersama Arkan yang duduk disebelah kursi pengemudi.

"Cepetan dikit Ngga" desis Arkan pada Rangga.

"Ini udah cepet ogeb!" jawab Rangga.

"Bertahan sebentar lagi pliss..." ucap Alvero lembut pada Liora yang sedang menahan sakitnya.

"S-sa-kit..." ucap Liora terbata bata."

"Tahan dikit lagi nyampe kok" kata Alvero mencium pucak kepala Liora.

"M-maaf..." ucap Liora sambil mencoba tersenyum.

"Enggak! bukan ini kado yang aku mau Raa. Bukan ini!" jawab Alvero. Matanya sudah memerah menahan tangis. Hatinya hancur ketika melihat Liora merintih sesakitan.

Liora mencangkram kuat bahu Alvero karna perutnya terasa seperti diaduk aduk. Liora terbatuk dan mengeluarkan banyak darah dari mulutnya.

"Sa-sayang bertahan sebentar lagi ya... bentar lagi kita nyampe rumah sakit kok... aku yakin kamu pasti kuat..." ucap Alvero sambil mendekap kepala Liora didadanya, air matanya sudah turun deras.

Liora perlahan memejamkan matanya karna rasa mengantuk mulai menyerang. Pandangannya perlahan menjadi hitam putih. Kepalanya juga sudah terasa ingin pecah.

"Li... Lili jangan tutup mata lo Li! Bangun Li... Gue yakin lo pasti kuat!!" bentak Arkan marah pada Liora. Dirinya ikut merasakan sakit didada melihat keadaan Liora.

"Jangan tidur dulu... Kalo mau tidur nanti nanti aja!! Aku mohon..." ucap Alvero menepuk nepuk pipi Liora.

Liora menggeleng pelan lalu tersenyum manis "H-happy B-brithday G-gan-teng" ucap Liora lirih lalu menutup matanya.

"FREYAA!!" pekik Alvero menangis histeris.

"Eya aku mohon bangun..."

°

°

°

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Dani ketika seorang dokter keluar dari ruang UGD.

Saat ini Alvero ddk terkecuali Bara, Alea, berserta kedua orang tua Alvero dan Liora sudah berada dirumah sakit tempat dimana Liora dibawa oleh Alvero tadi. Dan tentang Devan, dia sedang diintrogasi dengan polisi mengenai kejadian tadi. Orang tuanya beserta Bara juga sudah meminta maaf kepada keluarga Liora mengenai masalah tersebut.

"Pasien mengalami gager otak ringan, mungkin karna kepalanya tersentur sesuatu. Tentang luka tusuk diperut kanannya sudah kami jahit. Pasien akan segara kami pindahkan keruang rawat" jelas dokter itu.

"Ruang VVIP dok" kata Dani.

"Baik, kalau begitu saya permisi" pamit dokter itu lalu pergi dari sana.

"Lebih baik kalian pulang, ini sudah malam. Nanti orang tua kalian pada nyariin" suruh Revan pada anggota inti Alvaska.

"Baik om, kalau begitu kita pamit. Salam buat Liora" ucap Rangga lalu pergi dari sana diikuti yang lain.

TBC

Part kali ini pendek ya?

Maafin deh otak saya lagi buntu soalnya, hehehe😀.

Btw buat kalian yg mau spoiler bisa cek di instagram @putrioktavialullaby21, ok.

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN!!!

See You Next Partt...



AlvelioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang