46

1.1K 61 1
                                    

Part kali ini khusus saya buat untuk Liora. tentang Alvero dan yang lainnya gak ada di part kali ini, ok.

•••
HAPPY READING♡
•••

Liora membuka matanya secara perlahan, kepalanya terasa sangat sakit. Ia menatap sekelilingnya. Dimana ini? kenapa dirinya bisa berada disini? Liora berada disudut ruangan, lebih tepatnya bersandar didinding dengan posisi terikat dan mulutnya dilakban.

Liora mencoba melepas ikatannya namun sia sia. Ia sudah tidak memiliki tenaga lagi. Liora menatap sekitarnya dengan was was.

Tempat yang gelap, berantakan, dan sempit. Tiba tiba Jantungnya berdegup kencang. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Saat itu juga pintu ruangan tersebut terbuka dan muncul seorang pria dengan pakaian tertutup berjalan menghampirinya.

Pria itu memakai masker yang menutupi wajahnya, dan juga topi yang menutupi kepalanya. Liora masih tetap berusaha melepaskan ikatannya. Sedangkan pria itu berjongkok dihadapan Liora.

Tangan pria itu terulur mengusap keringat yang membanjir diwajah Liora. Sedangkan Liora berusaha membuang muka agar tangan pria itu tidak menyentuh wajahnya.

"Jangan menghindar!" bentak pria itu menengkram rahang Liora.

Liora menggelengkan kepalanya kuat kuat membuat pria itu geram sendiri.

"DIAM!!" bentak pria itu lalu mendorong kepala Liora hingga terbentur tembok.

Dukk

Liora memejamkan matanya kuat kuat ketika pusing menyerang kepalanya. Selalu seperti ini, jika kepalanya terbentur sedikit saja pasti rasa pusing langsung menyerang kepalanya.

Pria itu tersenyum miring dibalik maskernya lalu sedikit memajukan wajahnya mendekati Liora

"Lo lupa sama gue?" tanya pria itu.

Liora hanya menatap pria dihadapannya itu. Ia seperti mengenali pria itu, namun dimana? kapan? dan siapa? Dari suara dan juga warna matanya seakan mengingatkannya kepada seseorang. Namun Liora benar benar tidak ingat siapa pria itu.

"Jawab!!" bentak pria itu lagi.

Liora tersentak kaget karna bentakan pria itu. Ia menatap aneh pria dihadapannya itu. Kenapa pria itu hobi sekali membentak? saat asik dengan pikirannya tiba tiba air matanya turun tanpa izin.

Pria itu membuka lakban yang menempel dimulut Liora lalu menghubungi seseorang.

"Gue bakalan telpon cowok lo" ucap pria itu.

Ketika sambungan terangkat Liora mendengar suara Alvero mengawali panggilan.

"Alvero tolongin aku hiks... aku gak mau disini hiks... hiks..." teriak Liora secara tiba tiba.

"Li? Liora kamu dimana?" itu adalah suara Arkan.

"Hiks... hiks... bang Arkan tolongin aku bang!! Aku takut... Arghhh!!" pekik Liora membuat pria itu menarik kuat rambut Liora.

"Haha lo udah dengerkan suara cewek lo. Lo gak bakalan bisa nemunin dia karna dia udah ada ditangan gue! Asal lo tau apa pun yang udah ada ditangan gue gak bakal bisa lo ambil lagi!!" ucap pria itu lalu mematikan panggilan telponnya tanpa melepaskan tangannya dari rambut Liora.

"Sa-kit..." ucap Liora pelan. Bukannya melepaskan pria itu malah semakin menarik kuat rambut Liora.

"Lep-asin gue hiks... sa-sakit hiks..."

Pria itu menjauhkan tangannya dari rambut Liora sambil tersenyum sinis "Lo lupa gue siapa hmm?"

Liora menatap lekat mata pria itu. Mata itu... Benar benar tidak asing baginya. Liora merasa dirinya sering melihat netra mata itu. Saat sedang asik dengan pikirannya tiba tiba nama seseorang terlintas dipikirannya.

AlvelioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang