Wajah itu akan aku ingat
Meskipun kita tidak mengenal lagi•
•
•
Sinar hangat dari sang mentari terus menyorot kulit putih langsat seorang wanita cantik bernama Nezia Niatama, sedang duduk di atas pasir yang berhadapan langsung dengan samudra. Hembusan angin dan suara desiran ombak membuatnya menutup mata sembari menikmati suasana yang begitu menenangkan. Sembari menatap langit biru, ia mengangkat bunga daisy ke arah matahari.Ia lantas menurunkan bunga ditangannya, senyumannya juga memudar mengingat belakangan pikirannya selalu bercampur aduk tidak karuan. Sesekali ia menarik napasnya dalam-dalam mencoba untuk menenangkan dirinya. Lagi pula, datanganya ia ke pantai untuk mencoba menghilangkan setres saja.
"Zizi..."
Nezia menolehkan pandangannya saat seseorang memanggil. Dia adalah Geano, kekekasih Nezia yang sudah dipacarinya sejak 3 tahun terakhir. Pria itu baru saja datang dengan membawa dua buah kelapa segar, dan memberikan salah satunya pada Nezia. Panggilan Zizi hanya berlaku untuk Geano, sebagai pengganti dari panggilan 'sayang'. Awal mulanya memang ia pernah kesulitan menyebut nama Nezia, lebih mudah memanggilnya Zizi. Lagi pula Zizi terdengar lucu, seperti orangnya.
"Kenapa ngelamun terus?." tanya Geano.
Nezia terdiam. Tangannya terus memainkan sedotan sambil mengaduk-aduk kelapanya. Tidak biasanya Nezia diam, wanita itu memiliki watak ceria dan tidak pelit menunjukan senyumannya pada siapapun, termasuk Geano sendiri.
"Ada yang mau dibicarakan?" tanya Geano.
Nezia mengangguk. Memang dari tadi ada yang mengganjal dalam benaknya. Bukan dari tadi malah, sejak 3 tahun selama mereka menjalin hubungan. Dan selama itu hubungannya selalu baik, dan tidak pernah ada masalah apapun yang datang.
"Geano... Apa kamu bangga punya aku?" tanya Nezia basa-basi.
"Banget." balasnya singkat, namun jujur. Iya, Geano bangga punya Nezia.
"Sampai kapan kita kaya gini terus... Maksudnya, aku mau bertemu teman-teman kamu, keluarga kamu, semua orang." tutur Nezia.
"Aku harus yakinin Mama dulu, Zi." balas Geano.
Jika ingin tau, keduanya menjalani hubungan secara tertutup, atau lebih dikenal dengan backstreet. Tidak ada yang tau dengan hubungan keduanya termasuk keluarga. Hanya keluarganya Geano, kedua orang tuanya Nezia sudah berpulang pada sang pencipta.
"Kamu malu punya pacar seorang pedagang buah?" final Nezia.
"M-maksud kamu apa? Gak-lah, Zi. Jangan bicara aneh-aneh. Aku bosan kamu tanya itu terus." cecar Geano.
Sudah tidak terhitung lagi berapa kali wanita itu bertanya sedemikian. Ide Geano yang memutuskan untuk menjalani hubungan secara rahasia membuat pikiran Nezia gundah, sekaligus berpikiran jika mungkin saja Geano malu memiliki pacar seorang yatim piatu yang pekerjaannya hanya pedagang buah, pendidikan terakhirnya hanya sampai SMA. Nezia suka Geano sejak pertama kali melihatnya, dia sendiri malah yang berusaha untuk meluluhkan hati Geano. Namun ada rasa penyesalan saat pria itu menjadikannya kekasih, bisa saja Geano hanya kasihan padanya.
Geano Alegvaro namanya, seorang dosen muda yang tampan dan kaya raya anak dari pengusaha sukses, dan Ibunya juga memiliki kaffe besar. Pandangan seperti itu yang membuat Nezia berpikiran negatif, ia tidak memandang hartanya. Geano baik, itu yang membuat Nezia suka.
"Zizi... Sedikiiiit saja, kasih aku waktu buat yakinkan Mama." balas Geano.
Geano tidak pernah memandang siapa dan apa latar belakang Nezia, malah dengan semua yang Nezia punya membuat Geano semakin ingin melindunginya. Ia tau jika wanita itu sudah berjuang keras untuk membuat Geano jatuh hati, jadi dia tidak akan melepaskan wanita itu. Hanya saja ia belum siap jika harus memperkenalkannya pada mamanya, dia takut jika Mamanya akan merendahkan Nezia karena pekerjaan dan pendidikannya, ia tidak mau kekasihnya terluka secara batin. Mamanya Geano itu sangat sensitif.
"Teman kamu?" tanya Nezia.
"Kamu mau dikenalin temen aku?" tanya Geano yang dibalas anggukan oleh Nezia. "Minggu depan, ya. Aku kenalin kamu sama sahabat baik aku." imbuh Geano.
"Kalo keluarga kamu?"
"Doain semoga bulan depan bisa. Mama aku itu susah orangnya." kata Geano seraya mengusap pucuk rambut Nezia.
Nezia tertawa pelan mendengarnya. Ia kembali menatap ombak laut dihadapannya sambil sesekali menyeruput air kelapanya. Nezia kemudian mengambil ponsel yang ada di sampingnya dan membuka media sosial. Ia hendak mengunggah foto dirinya dan juga Geano yang diambil saat pertama menginjakan kaki di pantai. Dia tidak peduli lagi jika Geano akan mengomel, ia hanya ingin seseorang tau jika Geano adalah miliknya.
"Zi." Geano memanggil lagi.
Yang dipanggil pun meletakan ponselnya dan menoleh ke samping. Matanya seketika terbelalak hebat saat Geano mengulurkan sebuah kotak beledu merah berisikan cincin permata yang sangat indah.
"Ayo menikah, jadi kamu gak perlu ragu lagi sama keseriusan aku." ujar Geano.
Nezia masih mematung di tempat. Ia benar, Nezia pernah berpikir jika backstreet itu hanya main-main. Ternyata Geano memang mencintainya. Maaf, sudah pernah meragukan. Geano serius untuk menikahi Nezia, jika tidak dapat restu dari Mamanya, pilihan terakhir adalah kabur.
"Mau jadi istriku,'kan?" tanya Geano masih menunggu jawaban.
Nezia yang terdiam akhirnya menanggukan kepalanya dua kali sambil tersenyum manis. Jawaban itu membuat Geano bernapas lega, ia lantas mengambil cincin itu dan menyematkannya pada jari manis Nezia. Usai menyematkannya, pria itu mencium punggung tangan Nezia menambah kesan romantis pada adegan. Nezia suka pantai, dan itu adalah waktu yang tepat untuk melamar wanita yang paling ia cintai selain Mamanya.
"Setelah menikah, aku bakal bilang ke dunia kalo kamu milik aku." ujar Geano.
To be Continued...
Yeayyy!! Bulan depan nikah, ayo tulis list yang mau datang.
Ceritanya udah selesai, Happy Ending akhirnya (ㄒoㄒ) huhuhu....
Gak deng, canda gaes. Dua orang itu sebenernya bukan Protagonis, aku kasih part ini buat kejutan di chapter selanjutnya. Oke Happy Reading Zeyenk :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEGAL ✔
ActionNama pria itu Reizan Giedeon (34), seorang dokter yang bekerja keras demi mendapatkan kariernya. Sejak istrinya meninggal bersama anak yang sedang dikandungnya, ia menjadi terpuruk hingga kehilangan jati dirinya. Keserakahan dan dendam mengubahnya m...