Menghilang bukanlah cara untuk dilupakan
—Reizan Giedeon—
Pagi itu Reizan sedang berdiri di depan cermin sambil mengancingi satu persatu kancing kemeja putihnya. Karena ia sudah bergabung di rumah sakit milik Allen, saat itu pula ia keluar atau mengundurkan diri dari Rumah Sakit Mahjita atau tempat ia bekerja sebelumnya. Sebelum keluar dari kamarnya, ia mencari keberadaan dasi miliknya, ia lupa dimana ia meletakannya.
"Sayang, kamu lihat dasi hitam aku, gak?" tanya Reizan, entah dengan siapa.
Lantaran tidak ada sahutan, pria yang baru saja menjadi seorang duda itu kemudian keluar dari kamarnya untuk mencari sesorang yang ia panggil 'sayang' tadi. Helaan napas ia keluarkan begitu malas saat melihat kursi roda kosong yang ada di sudut ruang tamu. Benar, ia lupa jika kemarin Alia sudah meninggal.
Hidupnya mulai hampa tanpa adanya Alia. Pernikahan mereka masih berusia 4 tahun, tapi Reizan sudah terbiasa jika bersama dengan istrinya.
"Maaf Reizan... Aku tau kamu baru saja merasa kehilangan." ucap Reizan pada dirinya sendiri.
Ia lantas kembali ke kamar untuk mencari dasinya sendiri. Setelah menemukan dan memakainya, pria itupun keluar meninggalkan rumahnya. Ia berencana untuk mencari seorang perempuan yang bentuk wajah dan postur tubuh menyerupai Alia. Jika tidak menemukan orang yang mirip, bedah plastik mungkin akan dilakukan banyak kali.
Pria itu menghentikan mobilnya ketika lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Ketika sedang menunggu lampu berwarna hijau, ia mendapati seorang wanita sedang berjalan dengan membawa bakul berisi buah-buahan melewati penyebrangan pejalan kaki. Karena merasa bentuk tubuh dan tinggi badan sekilas seperti Alia, pria itu pun lantas mengikuti wanita itu dari belakang.
Jalanan di sana terlihat sepi dan sempit, jadi pria itu turun dari mobilnya dan berjalan dengan masih membututi wanita tadi. Wanita itu berhenti di kios yang penuh dengan buah, sudah dipastikan jika pekerjaan wanita itu adalah pedagang buah. Reizan mendekati toko buah untuk melihat lebih jelas lagi wanita tadi.
"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" tanya wanita tadi.
"I–iya. Berikan saya buah parsel. Hias yang cantik, ya." pinta Reizan.
Wanita tadi mengangguk. Ia segera menyiapkan pesanan yang Reizan katakan tadi. Meskipun wajahnya tidak mirip, namun bentuk wajah wanita itu sama seperti Alia. Wajah bulat dengan pipi sedikit gembil dan dagu yang lancip. Matanya pun memiliki sedikit kemiripan dengan istrinya, dimana matanya bulat dan sipit dibagian ekor matanya, serta hidung kecil dan runcing pada bagian ujungnya. Sudah dipastikan wanita itu yang akan Reizan jadikan kloningannya Alia nanti.
"Boleh tau siapa nama kamu?" tanya Reizan saat wanita itu sibuk menyiapkan parsel.
"Kamu boleh panggil saya Nezia." balas wanita tadi, namanya Nezia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEGAL ✔
ActionNama pria itu Reizan Giedeon (34), seorang dokter yang bekerja keras demi mendapatkan kariernya. Sejak istrinya meninggal bersama anak yang sedang dikandungnya, ia menjadi terpuruk hingga kehilangan jati dirinya. Keserakahan dan dendam mengubahnya m...