19. I Am Not Bastrad

267 8 0
                                    


Aku masih duduk di tempat ini menunggu kisah indah yang selalu aku inginkan bersamamu
—Nezia Niatama—

Satu pekan berjalan seperti biasanya, sedangkan Reizan semakin memanfaatkan wanita-wanita PSK yang biasa di bar seperti beberapa waktu yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu pekan berjalan seperti biasanya, sedangkan Reizan semakin memanfaatkan wanita-wanita PSK yang biasa di bar seperti beberapa waktu yang lalu. Cara itu mungkin lebih efektif dari pada harus menyamar sebagai mobil ambulans rumah sakit jiwa, meski cara seperti itu pun masih dilakukan. Reizan berpikir jika dirinya memang sudah terjerumus jauh dalam pengaruh pergaulan bebas yang sama dengan Allen dan Felix.

Di sisi lain, suatu hari Geano pernah mengunjungi kelab malam untuk bertemu dengan temannya. Di sana ia secara tidak sengaja pernah melihat Reizan bersama wanita lain yang pakaiannya cenderung terbuka. Awalnya memang ia merasa jika yang dilihatnya hanya mirip lantaran ia mengenal Reizan adalah pria baik-baik, namun kali kedua ia melihatnya lagi bersama wanita yang bukan istrinya sedang jalan berduaan.

"Dasar Kadal Muara." begitulah umpatan Geano saat melihat temannya.

Geano sebenarnya tidak ingin mencampuri urusan rumah tangga temannya, hanya saja sejak hari itu ia mulai merasa ada kekandasan dari rumah tangga Reizan dan wanita yang kerap ia kenal dengan nama Alia. Reizan juga pernah meninggalkan istrinya sendiri di pinggir jalan. Tapi bagaimanapun juga Reizan tidak seharusnya main gila di belakang istrinya, begitulah pikiran Geano.

Sedangkan Reizan sendiri, dia tidak sembunyi-sembunyi saat bersama wanita lain, dia secara terus terang membawa wanitanya di dalam rumah seperti tidak peduli dengan apa yang Nezia pikirkan atau bahkan tetangganya.

Bendungan air yang ada di netranya yang selalu ia tahan hancur sudah, ia sering kali menangis sendirian karena perbuatan Reizan yang semena-mena. Nezia mungkin bisa menoleransi sifat dingin Reizan dan kata-kata kasarnya, namun membawa selingkuhannya ke rumah sudah tidak bisa diterima. Satu hal yang mungkin lebih parah adalah Nezia hanya bisa terdiam menghadapi Reizan meskipun ia ingin sekali mengamuk di hadapannya.

Pagi itu awan terlihat mendung lantaran hujan sebentar lagi turun, meski masih pagi Reizan sudah pergi meninggalkan rumah setelah subuh tadi, dirinya memang seringkali berangkat subuh dan pulang tengah malam—atau bahkan tidak pulang lagi, dan Nezia tidak tau apa kegiatan pria yang ia anggap suaminya selain menjadi dokter.

Sekitar jam 8 pagi, Nezia berada di halaman rumah sedang mengguntingi tanaman bonsai milik Reizan yang sudah lama ia tanam. Suara dari penjual sayur yang meneriakan dagangannya terdengar dan membuat Nezia menoleh. Wanita itu lantas meletakan gunting di samping pot dan pergi keluar gerbang untuk membeli sayur dari Mang Surya, begitulah panggilannya.

Saat berada di samping gerobak sayur, wanita itu langsung memilah bahan pangan mentah yang akan dimasak nanti. Begitu pun para tetangga yang mulai mengerumuni gerobak Mang Surya untuk membeli sayuran. Di tangan Nezia sudah ada beberapa bahan seperti daun bayam, wortel, udang, toge, timun, tomat, dan beberapa rempah lainnya. Ia melihat ayam mentah yang tinggal satu bungkus saja, saat ia hendak mengambilnya sebuah tangan ikut terulur dan lebih dulu mengambil ayam tersebut.

ILEGAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang