31. Fancy for Me

196 7 0
                                    

Gairah bukan sekedar bahagia, dan tangisan bukan sekedar air mata.
-Allen Renovall-

Dari jauh-jauh hari, Allen sudah menyiapkan nama bagus untuk menamai pulau pribadinya dimana di atasnya sudah di bangun rumah sakit yang akan dijadikan tempat praktik baru oleh mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari jauh-jauh hari, Allen sudah menyiapkan nama bagus untuk menamai pulau pribadinya dimana di atasnya sudah di bangun rumah sakit yang akan dijadikan tempat praktik baru oleh mereka. Nama pulau itu adalah Gienyle yang diambil dari dua suku kata, Gie yang artinya kebahagiaan, dan Nyle artinya pulau. Jika kedua suku kata itu digabungkan, maknanya adalah pulau yang memberi kebahagiaan. Begitulah yang dikatakan Allen saat orientasi pulau yang dibelinya seharga miliyaran dolar dengan diameter kira-kira panjang 3 km² dan lebar 2 km². Bukan hanya rumah sakit saja yang dibangun, di sana mereka juga menyediakan bandar udara pribadi sebagai pelandasan pesawat, tempat hiburan, bahkan rumah sebagai pesanggrahan. Lebih seperti membuat kota baru, hanya lebih lebih kecil.

Lima hari setelah Reizan dan yang lain berada di pulaunya, mereka banyak melakukan kegiatan yang cukup melelahkan, terlebih dengan menyelesaikan proyek pembangunan rumah sakit yang baru. Saking sibuknya, mereka tidak pernah mendapatkan jam tidur yang cukup, paling tidak sehari mereka hanya tidur dua sampai tiga jam. Meski begitu, mereka menyukai rumah sakit barunya, dimana fasilitas dan peralatannya jauh lebih canggih dan lebih moderen dari pada yang ada di Rumah Sakit Amerta. Di rumah sakit barunya, pekerja lebih di dominasi oleh robot, mungkin mereka akan lebih sedikit dalam mempekerjakan manusia.

Sekitar pukul 23:46 di sebuah ruangan, terdapat 5 orang yang diantaranya Allen, Reizan, Felix, Davian, Laif, dan Peter, sedang bersantai sambil menikmati anggur merah serta beberapa hidangan mahal lainnya. Di sana Allen dan Peter pun sedang bermain catur. Mereka tidak hanya sedang makan atau bermain, melainkan sedang meyusun rencana untuk perkembangan praktiknya di masa depan.

Allen yang sedang bermain catur baru saja mengambil bidak mentri dari papan. "Kita nanti tidak memerlukan Rigel lagi. Cari bandar yang bisa diajak kerja sama." ucap Allen sebelum ia menyingkirkan bidak benteng dengan bidak mentri.

"Dia ketua mafia, bagaimana menyingkirkannya? Anak buahnya pasti sangat banyak." tanya Laif.

"Omong kosong, dia masih anaknya. Belum jadi." sosor Felix.

"He is Consigliere?" Peter menyambung.

Sebelum menyambar deduksi, Allen memiringkan senyumannya lebih dulu.
"Dalam permainan catur, jika raja mati maka seluruh pasukannya kalah. Jadi bunuh saja Rigel." papar Allen yang berhasil membuat Peter yang mendengarnya tersenyum puas dengan rencananya.

Allen menyenderkan punggungnya pada senderan sofa, ia lantas mengambil segelas miras dan meneguknya pelan.
"Lagian dia sudah menggelapkan uangku 700 miliyar. Can't be trusted, doesn't deserve to live. " tandas Allen sembari menggoyang-goyangkan gelasnya

Mereka hanya akan mencari cara bagaimana cara melenyapkan anak dari ketua mafia itu, pasti sangat sulit karena ia memiliki anak buah yang sangat banyak.

ILEGAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang