Tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan senyumanku seperti yang kamu lakukan. Bahkan jika itu bayanganmu sendiri. Setiap hari, aku merindukanmu.
—Reizan Giedeon—
Nezia pulang dari Kafetaria saat pukul 8 malam, tadinya Geano hendak menghantarkan Nezia, hanya saja wanita itu menolak lantaran Reizan pernah marah besar saat ia pulang diantar Geano saat tempo hari.Sepanjang perjalanan pulang ia ingat dengan saran Geano jika ia harus menjadi Alia seperti dulu. Alia itu tegas, galak, posesif, bukan yang pendiam, tukang nangis, dan cuek. Pikir Nezia itulah yang membuat Reizan berubah, bukan karenanya tapi memang ia menginginkan sifat Alia yang dulu.
Nezia baru saja tiba di depan rumah, ia melihat ada mobil Reizan yang terparkir di sana, artinya pria itu memang sudah pulang. Ia lantas mempercepat langkah kakinya untuk segera masuk ke dalam rumah, namun dirinya berhenti di ambang pintu dengan tatapan kosongnya. Ia melihat jika Reizan sedang duduk dengan tangan yang merangkul bahu wanita lain di sampingnya. Serta senyuman keduanya yang terlihat bahagia.
Nezia mengepalkan kedua tangannya dan mendekati keduanya dengan perasaan kesal. Reizan melepaskan rangkulan tangannya saat Nezia berdiri dihadapannya. Melihat tatapan nyalang dari Nezia membuat Reizan canggung.
"Siapa kamu?" tanya wanita itu.
Sebelum menjawab pertanyaannya tadi, Nezia langsung menampar keras pipi wanita itu hingga mengeluarkan bunyi yang menggema. Wanita itu memegangi pipinya yang berdenyut nyeri lantaran Nezia menamparnya dengan sangat keras.
"Wah, bedak yang kamu pakai pasti murahan. Sama kaya empunya." sindir Nezia mengusap tangannya yang terdapat bekas bedak wanita itu.
"Siapa kamu!" tanyanya sekali lagi.
"Aku istrinya dia." balas Nezia sambil menunjuk ke arah Reizan. "Dasar jalang murahan!" imbuh Nezia menghardik.
"Benar itu, sayang?" tanya wanita itu seraya menatap Reizan. Reizan memberikan dua anggukan sebagai jawaban.
Wanita itu terkejut sama kecewanya. Namun sebelum ia memaki Reizan, Nezia lebih dulu menarik rambut wanita itu hingga menjauh dari sofa. Ia menarik dan menghempaskannya begitu saja di atas lantai. Wanita itu kembali berteriak bahkan meminta bantuan pada Reizan, namun Nezia malah memukuli, menginjak, menghardik wanita dihadapannya dengan semua amarahnya.
"Jauhi Reizan!! Dia suami aku!!" pekik Nezia.
Reizan memandangi tatapan kosong dari balik kacamatanya saat melihat Nezia membabi buta wanita itu. Pria itu mengalami deja vu, dulu Alia suka berkelahi baik dengan pria atau pun wanita, terutama dengan siapapun yang mengusik Reizan. Jika saja dihadapannya memang nyata, ia berharap jika Nezia sedang kerasukan arwah Alia, pasalnya ia tidak pernah melihat Nezia berkelahi seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEGAL ✔
AçãoNama pria itu Reizan Giedeon (34), seorang dokter yang bekerja keras demi mendapatkan kariernya. Sejak istrinya meninggal bersama anak yang sedang dikandungnya, ia menjadi terpuruk hingga kehilangan jati dirinya. Keserakahan dan dendam mengubahnya m...