15. Feeling Break

371 8 0
                                    

Dunia ini kejam. Sebagai bagian dari semesta, sudah seharusnya kita ikut menjadi kejam sebagai bentuk adaptasi.
-Allen Renovall-

Sinar matahari yang menyorot menembus jendela berhasil membangunkan Nezia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari yang menyorot menembus jendela berhasil membangunkan Nezia. Wanita itu menoleh ke samping dimana tangan Reizan dijadikannya bantal, wajah Nezia berada tepat di dada bidang milik Reizan.

"Aku harap ingatanku pulih. Aku ingin tau kenangan apa yang aku lewatkan dengan kamu, Reizan." ucap Nezia menatap lekat wajah Reizan.

Wanita itu kemudian turun dari ranjang sambil memakai handuk bathrobenya. Ia hendak mandi membersihkan dirinya setelah pertarungan panas tadi malam. Beberapa saat setelah Nezia keluar dari kamar, Reizan baru saja membuka matanya. Ia bangun dengan keadaan terkejut lantaran ia tidak memakai apapun saat tertidur dan hanya dibalut selimut. Teringat dengan kejadian semalam dari saat ia berada di bar hingga berada di kamar. Seketika pria itu memejamkan matanya terlihat frustasi, ia juga merasa pusing karena banyak minum semalam.

"Gila!" gumamnya sambil memijat pelipisnya.

Segera pria itu bangkit dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket. Setelah selesai membersihkan diri, pria itu menuruni tangga. Lantaran mencium aroma harum dari masakan, ia pun berjalan menuju dapur dan melihat Nezia sedang menyiapkan sarapan.

"Hai! Mau makan?" tanya Nezia begitu menyadari kedatangan Reizan.

Reizan hanya mengangguk memberinya tanggapan dan langsung menudukan dirinya dikursi. Nezia lantas menyiapkan nasi dan lauk pada piring Reizan sebelum menyantapnya. Begitu selesai, wanita itu pun ikut duduk berhadapan dengan Reizan menemaninya untuk makan.

"Kamu suka lewatin sarapan. Jadi aku buatin yang sepesial buat kamu." ujar Nezia.

"Makasih." imbuh Reizan.

Mulanya mereka saling diam membuat suara piring yang beradu dengan sendok saja yang terdengar, jujur saja jika Reizan merasa canggung berhadapan dengan Nezia.

"A-alia... " panggil Reizan yang membuat Nezia menoleh dan bergumam. "A-apa tadi malam aku... Nyentuh kamu?" lanjut Reizan.

Nezia mengulum bibirnya, dua anggukan darinya memberi jawaban pasti. Wajah Reizan seketika memerah, ia meneguk air lebih cepat dan lebih banyak.

"M-maaf... " cicit Reizan.

"Kamu 'kan suami aku. Jadi kenapa minta maaf?" tanya Nezia.

"Ha-ha... Iya.. Aku lupa." kekeh Reizan masih terlihat canggung.

"Boleh aku tanya sesuatu?" ucap Nezia.

"Apa?"

"Waktu aku koma, apa kamu sendirian yang ngurus rumah ini? Apa ada asisten rumah tangga yang bantuin kamu?" tanya Nezia.

ILEGAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang