14. Drunk

433 10 0
                                    

Semakin mencoba menghapus tentangmu, semakin besar aku merindukanmu

—Reizan Giedeon—

—Reizan Giedeon—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Reizan melajukan mobilnya membelah jalanan saat pagi hari menjelang. Semalaman ia mencari tau tentang Nezia dan Geano, mereka memang berpacaran sejak tiga tahun yang lalu. Geano memang tipe orang yang tertutup dan menjaga privasinya, dia juga tidak pernah mengunggah foto dirinya atau bahkan dengan kekasihnya. Reizan baru mengetahui saat melihat sosial media milik Nezia, dan ada satu foto selca bersama Geano saat berada di pantai.

Sebelum pergi menuju Rumah Sakit Amerta, ia hendak mendatangi kediaman Felix untuk membicarakan masalah semalam dengannya. Setibanya di rumah milik Felix, pria itu langsung masuk setelah mengetuk pintu. Setelah masuk, ia melihat Felix sendirian yang ada di meja makan dengan menu sarapan dihadapannya.

"When did you come?" tanya Felix.

"Gawat, Lix!" seru Reizan.

"Please calm down and sitt down. What's going on?" titah Felix menyuruh Rezian duduk.

"Nezia, wanita kloningannya Alia... Dia... Dia ternyata calon istrinya Geano, sahabat aku sendiri." ujar Reizan seperti orang gegabah.

Felix mengambil cangkir berisi kopi dan menyeruputnya secara perlahan. Meski terlihat santai, namun pria itu menanggapi masalah Reizan dengan serius. Pihak rumah sakitnya tidak akan bertanggung jawab atas kecerobohan Reizan yang asal menculik wanita asing tempo hari.

"Geano? Dosen di fakulitas hukum itu, 'kan? Sudah aku bilang buat jauhin dia, kamu gak aman kalo masih sama dia." ujar Felix.

Reizan menarik napasnya dalam-dalam. Dia lantas menceritakan semua kejadian saat ia bertemu Geano kemarin malam yang mengatakan bahwa Nezia adalah kekasihnya. Yang Reizan takutkan adalah jika suatu saat kebenaran terungkap, hal buruk akan terjadi padanya.

"Tenang aja, perlu aku kerahkan anak buah-ku untuk bunuh orang itu?" tanya Felix.

"Jangan gila! Aku gak akan biarin hal itu terjadi." sergah Reizan. Meskipun ia baru saja menusuk temannya dari belakang, ia tidak akan membiarkan Geano mati ditangan musuh.

"Terus maunya gimana?" Felix bertanya lagi.

Reizan seketika melemas, benar saja jika ia tidak tau apa yang akan dilakukan nanti.

"Gimana kalo malam ini kita ke bar biasa? Buat tenangin pikiran." ajak Felix.

"Kamu mau ajak aku main judi lagi?" tanya Reizan.

Felix mengangguk menanggapi pertanyaan pria dihadapannya. Begitupun Reizan yang seketika tertawa hambar lantaran teman sekaligus rekan kerjanya sangat mudah ditebak.

ILEGAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang