17. Polaroid

272 9 0
                                    

Dia menghilang, tapi tidak dengan kenangannya.

—Reizan Giedeon—

Pagi harinya Nezia baru saja bangun, bukan di kasur melainkan di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi harinya Nezia baru saja bangun, bukan di kasur melainkan di sofa. Ia ingat jika semalam dirinya pingsan lantaran mengingat sesuatu di masa lalunya, ingatan itu juga kembali datang dalam mimpimya. Dimana ia melihat sosok lelaki jakung dengan wajah yang buram sedang berlari sambil menggandeng tangannya. Ia harap jika laki-laki itu adalah Reizan.

Meski begitu ia masih kecewa terhadapnya lantaran meninggalkannya sendirian di pinggir jalan tanpa alasan yang jelas. Beberapa saat setelah membuka matanya, ia mendapati Reizan yang sudah rapi dengan kemeja birunya berjalan menuju pintu, pria itu berlalu begitu saja seakan tidak ada Nezia di sana.

"Kamu mau berangkat?" tanya Nezia sebelum Reizan keluar dari pintu.

Pria itu terdiam saat memegangi knop pintu. Sesaat kemudian ia memukul pintu yang terbuat dari kayu jati itu dengan sangat keras hingga membuat Nezia tersentak.

"Bukannya aku udah bilang jangan deketin Geano!!" bentak Reizan.

"Kamu ninggalin aku. Aku gak tau lagi gimana pulangnya. Kamu juga gak kasih aku uang buat naik kendaraan umum." alibi Nezia.

Mendengar kalimat barusan membuat Reizan berjalan mendekati sofa yang Nezia dudukki. Ia merogoh saku celananya untuk mengambil dompet dan mengambil lembaran kertas berwarna merah dari dalamnya. Reizan lantas melemparkan uang yang diambil dari dompetnya tepat pada wajah Nezia hingga uang itu bertaburan di bawah kakinya.

"Aku gak main-main, ya. Jangan sampai aku lihat kamu bareng Geano lagi. Ingat!" ketusnya.

Reizan menarik tangan Nezia yang tebalut perban putih dan lantas menariknya hingga perban lepas dari tangannya. Karena Reizan menariknya begitu kasar, luka itu mengeluarkan darah. Nezia meringis kesakitan seraya memegangi pergelangan tangannya yang mengeluarkan darah. Dari tatapannya, Reizan tampak tidak peduli dengan keadaan Nezia, ia malah membuang asal perban yang dipegangnya tadi.

Reizan kemudian berbalik keluar meninggalkan Nezia sendirian yang sedang menahan tangisannya lantaran dibentak untuk kesekian kalinya. Nezia juga wanita, hatinya pasti akan terluka jika ada lelaki yang membentaknya.

Ia tidak tau mengapa Reizan semakin hari semakin seenaknya saja, semakin dingin, dan sering sekali membentak. Nezia ingat setelah ia terbangun dari komanya, dimana saat itu tutur kata yang lembut dari Reizan mampu membuatnya hanyut dalam asmaraloka. Namun seiring berjalannya waktu, Reizan semakin berbeda, dia seperti orang lain.

***

Pagi sudah berubah menjadi sore, baru saja Reizan keluar dari rumah sakit hendak pulang, sebuah pesan masuk pada ponselnya. Sang pengirim pesan tersebut merupakan kakaknya atau Yandra. Pria yang usianya terpaut 10 tahun lebih tua dari Reizan mengajaknya bertemu. Reizan pun menyetujui kemauanya untuk bertemu ke tempat yang sudah disepakati.

ILEGAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang