Aku akan menemukanmu dalam deja vu ingatanku.
—Nezia Niatama—Masih di malam yang sama, saat itu Geano sedang berjalan di lorong Rumah Sakit Mahjita. Ia ke sana hanya untuk memeriksa kesehatannya karena ia memang sedang demam. Setelah menunggu nomor urutan, akhirnya namanya dipanggil. Di dalam sana yang memeriksanya adalah Cantika, dokter itu juga mengenal Geano karena dulu ia juga sering ke sana mengunjungi Reizan.
Setelah melakukan pemeriksaan, kedua orang itu duduk secara berhadapan.
"Anda cuma kecapean. Saya kasih resep obatnya, ya. Setelah ini istirahat yang cukup, banyakin minum air putih." papar Cantika yang dibalas anggukan oleh Geano.
Sementara menunggu Cantika menulis resep obatnya, pria itu ingat saat melewati salah satu ruangan di rumah sakit tersebut. Ruangan yang biasanya ada nama Reizan, namun ia tadi melihat ruangan itu dengan nama yang berbeda.
"Dokter, boleh saya tanya sesuatu?" tanya Geano yang berhasil membuat Cantika menoleh. "Reizan dimana, ya? Saya gak lihat dia di ruangannya." imbuh Geano.
"Pak Reizan sudah mengundurkan diri. Sekitar tiga tahun yang lalu. Anda belum tau, ya?" balas Cantika.
"Pindah? Pindah kemana?" Geano bertanya lagi.
Cantika menggelengkan kepalanya.
"Kurang tau, sih."Obrolan seketika terjeda, sesaat setelahnya wanita itu memberikan secarik kertas yang bertuliskan resep obat yang akan ditukarkan nanti. Geano terus memikirkan ucapan Cantika barusan, apa alasan Reizan pindah? Bukannya dulu pria itu berusaha mati-matian agar bisa berkerja di Mahjita? Bahkan ia ingat sekali bagaimana senangnya Reizan saat diterima sebagai dokter hingga Profesor di departemen itu.
"Ah! Kenapa juga aku ngurusin dia?!" ketus Geano.
Setelah menukarkan resep obatnya, ia menuju parkiran mengambil mobilnya dan pergi meninggalkan rumah sakit. Geano lantas melaju membelah jalanan di bawah langit malam. Kendaraannya berhenti saat lampu rambu lalu lintas berwarna merah menyala, meski kesehatannya sedang menurun, ia malah membuka kaca untuk membiarkan angin masuk menerpa wajahnya.
Sebelum lampu berubah berwarna hijau, pandangannya terpaku oleh seorang wanita yang sedang duduk di bangku berhadapan langsung dengan sungai.
"Alia?" gumam Geano.
Geano kemudian menepikan mobilnya dan parkir di tempat yang disedikan. Setelah turun, ia langsung berjalan mendekatinya dan benar saja jika dia adalah wanita yang dikiranya tadi,( Nezia )atau wajah yang dikenalnya sebagai Alia.
Tatapan wanita itu begitu sendu dengan rambut panjang yang terkibar karena angin. Juga pandangannya tidak lepas dari air sungai yang arusnya mengalir tenang.
"Alia... " panggil Geano.
"Geano?" sahut Nezia begitu menoleh.
"Sedang apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEGAL ✔
ActionNama pria itu Reizan Giedeon (34), seorang dokter yang bekerja keras demi mendapatkan kariernya. Sejak istrinya meninggal bersama anak yang sedang dikandungnya, ia menjadi terpuruk hingga kehilangan jati dirinya. Keserakahan dan dendam mengubahnya m...