41. It's If You

218 7 0
                                    

Dia tidak mati, dan tidak pula hidup.
Reizan Giedeon—

Sudah berada di tengah malam, bukannya tidur Reizan malah masih sibuk menatap laptopnya karena urusan pekerjaan yang memang tidak bisa ditinggalkan meski ia sedang berlibur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah berada di tengah malam, bukannya tidur Reizan malah masih sibuk menatap laptopnya karena urusan pekerjaan yang memang tidak bisa ditinggalkan meski ia sedang berlibur. Layar biru terus menyoroti wajahnya selama hampir dua jam, pria itu beberapa kali menoleh ke samping melihat Nezia yang sudah terlelap tidurnya, sesekali ia mengusap rambutnya dengan gemas.

Hingga Reizan akhirnya meletakan laptopnya di nakas samping ranjang setelah selesai dengan pekerjaannya. Jam sudah menunjukan pukul 2 pagi dan kantuk Reizan lenyap seketika.

Ia lantas membaringkan tubuhnya dan menghadap ke samping seraya menatap Nezia yang masih terpejam. Tangannya tidak bisa diam, ia kadang ia menyingkirkan anakan rambut yang menutupi wajahnya atau bahkan mengusap-usap setiap inci wajahnya. Merasa terganggu dengan sentuhan Reizan, Nezia seketika melengguh dan membuka matanya. Ia melihat Reizan yang sedang tersenyum manis ke arahnya, bahkan pria itu masih terus memainkan rambut Nezia.

"Kenapa belum tidur?" tanya Nezia dengan suara serak.

"Gak bisa tidur. Pengin kelon." balasnya dengan nada terkesan manja.

Nezia tersenyun tipis dengan wajah kantuknya. Ia lantas mengangkat satu tangannya yang membuat Reizan semakin dekat dan langsung jatuh dalam pelukan.

"Suami galak udah manja." gumam Nezia.

"Belum ilang, ya, dendamnya?"

"Tetap jadi kamu yang kaya gini, selamanya. Dendam aku sudah ilang karena dipeluk kaya gini," racau Nezia.

Reizan dibuat terkekeh pelan. Ia lantas membenamkan wajahnya pada leher Nezia, sesekali ia mencium dan menghirup baunya. Bau segar dari aquatic yang mengingatkannya pada lautan, berbeda dengan Alia dulu yang lebih suka bau moody. Biasanya aroma tubuh Alia selalu mengingatkannya pada hutan dengan hijaunya pepohonan.

"Kamu udah tidur?" tanya Reizan yang tidak mendengar suara.

"Belum."

"Kalo aku ngajak kamu menikah, mau gak?"

"Kita 'kan sudah nikah."

"Kamu minta cerai, bukannya itu sama aja udah pisah?" tanya Reizan lagi.

Entah serius atau tidak, pernyataan tadi berhasil membuat Nezia tertawa geli. Ia seketika mencubit pipi Reizan lantaran gemas.

"Yaudah, sana pisah ranjang!" seloroh Nezia.

"Gak! Takut tidur sendiri. Habis persalinan nanti, aku mau kita nikah lagi!" imbuh Reizan.

Reizan yang masih ada di antara tengkuk leher Nezia pun akhirnya sedikit bergeser untuk memberikan jarak. Pria itu menatap lekat wajah wanita di hadapannya yang terlihat natural tanpa make up, juga sekalian menangkup pipinya dan mengusapnya dengan ibu jarinya. Pahatan wajah itu benar-benar menyerupai aslinya, wajah yang berhasil membuat banyak orang tertipu. Entah sampai kapan rahasia Reizan tentang kematian istrinya akan terbongkar, atau sampai kapan wanita dihadapannya itu akan sadar jika itu bukan wajahnya. Mungkin setidaknya sampai ingatannya kembali, setelah itu ia tidak tau apakah Nezia masih terus mencintainya atau tidak.

ILEGAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang