Kepercayaan itu ibarat kaca. Saat kepercayaanku sudah retak, jangan harap ada perekat yang bisa memperbaikinya.
—Geano Alegvaro—
~Masih di malam yang sama setelah perbingangan singkat dengan Nezia di rumah tadi. Reizan kembali pergi meniggalkan rumahnya dengan niat hati ingin menemui pelaku yang telah mengirim foto tadi. Dia segera menghubungi Rigel untuk bertemu, dan Rigel pun menyetujui ajakannya.
Keduanya memutuskan bertemu di pinggir sungai jauh dari kota. Sembari menunggu kedatangan Rigel, Reizan memandangi lampu-lampu kota yang terlihat jelas di sebrang sungai tempatnya berdiri. Hingga beberapa saat kemudian suara mobil yang berhenti terdengar, itu mobil milik Rigel yang baru saja tiba.
"Hai dokter." panggil Rigel setelah keluar dan berdiri di hadapan Reizan.
"Apa alasan anda kirim foto itu?" tanya Reizan langsung pada intinya.
"Saya sudah tau siapa wanita yang tinggal di rumahmu. Namanya Nezia,'kan?"
"Saya sudah peringatkan anda untuk tidak ikut campur!" ketus Reizan.
Rigel yang mendengarnya tertawa remeh. Memang dari awal ia tertarik dengan rahasia Reizan yang menyembunyikan kematian Alia dari keluarganya.
"Kamu ternyata kejam, ya? Kamu siksa seorang pedagang buah yang gak tau apa-apa. Kamu seret dia dalam masalahmu!" tutur Rigel. Rigel itu mafia, tentu dia bisa sangat mudah mencari tau latar belakang seseorang. "Kenapa? Apa gara-gara Nezia hanya lulusan SMA dan kamu seenaknya sama dia? Saya tau jika di mata kamu Alia lebih baik dari dia. Tapi apa kamu pernah bayangkan jika itu beneran Alia?" imbuh Rigel.
Reizan terdiam dengan sindirian barusan. Pria itu mengepalkan telapak tangannya lantaran ingin sekali menojok pria dihadapannya.
"Kenapa Geano?" tanya Reizan.
"Geano? Bukannya dia memang pacarnya? Dokter, saya pikir kamu benar-benar gila. Dimana jalan pikiranmu? Kamu bahkan lebih licik dari penjahat," kata Rigel.
Secepat itu Rigel mendapatkan informasi mengenai Nezia, dari pendidikannya hingga statusnya dengan seseorang.
"Saya bakal buat Nezia kembali ke pemiliknya. Dia kelihatannya lebih suka dengan Geano dari pada kamu." imbuh Rigel yang masih berbicara.
"Apa anda tidak sabar untuk mati?" tanya Reizan.
Rigel tertawa dengan ucapan Reizan barusan. "Ingat Dokter, kamu bisa merubah wajahnya, tapi tidak dengan hatinya."
Rigel menunjukan senyuman smrik untuk lawan bicaranya, pria itu lantas menepuk pundak Reizan sebelum ia kembali ke mobilnya pergi meninggalkan Reizan di tempat.
Itulah yang Reizan takutkan jika seandainya ingatan Nezia kembali. Pria itu percaya saat Nezia mengatakan jika ia tidak melakukan hal tidak senonoh dengan Geano. Reizan hanya khawatir jika saat Nezia tinggal di kediaman Geano, wanita itu bisa saja mengingat kejadian-kejadian di masa lalunya. Ia benar-benar tidak mau ingatan Nezia kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEGAL ✔
ActionNama pria itu Reizan Giedeon (34), seorang dokter yang bekerja keras demi mendapatkan kariernya. Sejak istrinya meninggal bersama anak yang sedang dikandungnya, ia menjadi terpuruk hingga kehilangan jati dirinya. Keserakahan dan dendam mengubahnya m...