Mencoba menjadi pribadi yang diinginkan lebih
—Nezia Niatama—
Sejak malam itu, Reizan semakin minim bicara. Bahkan rasanya ia seperti sudah enggan berbicara lagi pada Nezia bahkan hanya sekedar anggukan atau gelengan kepala saja. Juga memasuki hari kedua setelah Reizan pergi meninggalkan rumah, atau sudah dua hari pria itu tidak ke rumah. Meski pria itu sudah terbilang keterlaluan, Nezia merindukan Reizan yang tidak kunjung menunjukan batang hidungnya selama dua hari.Rembulan malam itu terlihat terang, juga bintang yang bertaburan di langit malam menambah keindahan. Dari balik jendela Nezia sedang duduk sambil berdanguk menatap keindahan malam dihadapannya.
Sudah lama ia tidak keluar rumah mencari udara segar, seingatnya terakhir kali ia keluar saat Reizan mengajaknya ke pasaraya. Wanita itu pun berinisiatif untuk keluar sekedar mencari makan atau pun mencari udara segar untuk menghilangkan segala setres yang selalu berkelana dalam pikirannya.
Dengan hanya memakai celana panjang serta kaos yang dibalut dengan kardigan lengan panjang, ia pergi keluar rumah menaiki taksi online yang sudah dipesankan sebelumnya. Sekitar 15 menit perjalanan, ia turun dan membayar ongkos pada supir. Wanita itu berjalan kaki melintasi trotoar seraya melihat kedai-kedai makanan yang berjejer rapi di pinggir jalan.
Langkahnya terhenti saat melihat sebuah bangunan bercatkan hitam di depannya, itu adalah sebuah tempat makan yang di atasnya bertuliskan 'Caffe Shamus'. Wanita itu lantas memasuki kafertaria dan berjalan menuju tempat pemesanan untuk memesan. Saat ia sedang berdiri memilih menu, bahunya ditepuk secara perlahan sambil memanggil nama 'Alia'. Ketika Nezia menoleh, ternyata di belakangnya ada Geano yang sedang berdiri menatapnya.
Seketika Neiza ingat jika Reizan pernah melarangnya untuk bertemu dengan Geano, entah apa alasanya.
"Geano, 'kan?" tanya Nezia.
"Iya. Mau makan apa? Minum apa?" tanya Geano.
Nezia bergumam masih berfikir akan memilih yang mana. "Mau Latte Vanila sama Gimsum Udang."
Baru saja Geano membuka mulut untuk mengulangi ucapan Nezia akan pesanannya, pria itu kembali menoleh pada Nezia dengan kedua alis yang berkerut.
"Vanila? Udang?" ulang Geano.
Nezia mengangguk. Wajah Geano terlihat seperti orang bingung, bagaimana tidak karena Alia yang ia kenal sejak masih di bangku SMA allergi udang, dia juga membenci aroma vanila. Bahkan dulu pernah ada satu kejadian, saat ulang tahunnya Alia dulu, Faldi pernah melemparkan cake perisa vanila pada wajah Alia hingga wanita itu akhirnya mutah-mutah saking tidak menyukai baunya.
"Kalo kamu pesan apa?" tanya Nezia membuyarkan lamunan Geano.
Geano menggeleng. "Gak usah."
"Kalo gak mau pesen, ngapain ke sini?" tanya Nezia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEGAL ✔
ActionNama pria itu Reizan Giedeon (34), seorang dokter yang bekerja keras demi mendapatkan kariernya. Sejak istrinya meninggal bersama anak yang sedang dikandungnya, ia menjadi terpuruk hingga kehilangan jati dirinya. Keserakahan dan dendam mengubahnya m...