Kenyataannya aku masih menginginkanmu
-Reizan Giedeon-Hari sudah menjelang malam seusai lembayung senja terbenam di cakrawala langit barat. Malam sudah terbilang larut bagi Nezia yang kebanyakan sering menghabiskan waktunya di rumah.
Beberapa jam lalu Selia membawa Nezia mencari kontrakan kecil untuk ditinggali sebagai persinggahannya. Selia tidak bisa jika Nezia terus menerus tinggal bersamanya, ia masih membutuhkan privasi dengan suaminya, kendatinya itu hanya adiknya sendiri.
Perut Nezia terasa kelaparan, dan dalam kontrakan barunya tidak ada satupun bahan makanan. Jadi ia memutuskan untuk pergi ke minimarket untuk membeli makanan, untung saja Selia dengan baik hati memberikan dia uang untuk beberapa minggu ke depan, bahkan dana kontrakannya saja Selia yang mengurus. Pikir Nezia pasti dulu Selia suka sekali mentraktir Alia.
Sepulang dari minimarket, Nezia berjalan sendirian di jalanan sepi. Jalanan yang menanjak sekaligus beratnya barang belanjaan membuat wanita itu berjalan secara tertatih. Meski tadi sempat memaki Selia lantaran pemilihan rumahnya tidak strategis, tapi ia tetap menyukuri, setidaknya ada tempat untuk tidur.
Baru saja setengah jalan lagi ia tiba di rumahnya, dari belakang seseorang menarik kantong belanjaannya. Hal itu yang membuat Nezia menoleh ke belakang, dan ia mendapati Reizan yang sedang tersenyum manis ke arahnya sambil memegangi kantong belanjaannya tadi. Meski dirinya sedikit terkejut lantaran Reizan bisa tau keberadaannya.
"Aku bantu, ya." tutur Reizan.
"Enggak usah, kembaliin." dingin Nezia mencoba mengambil kantong belanjaanya, namun sepertinya Reizan bersi keras untuk memeganginya.
"Rumahnya dimana?" tanya Reizan.
"Bukan urusan kamu! Sini kembaliin." Nezia masih menginginkan kantong belanjaanya.
"Itu urusan aku juga." balas Reizan.
Nezia mengehembusakan napas malasnya serta tatapan sinisnya di depan Reizan. Wanita itu lantas mempercepat langkah kakinya meninggalkan Reizan di belakang, namun saat beberapa langkah ia kembali lagi untuk mengambil kantong belanjaannya tadi dari tangan Reizan.
Bagi Nezia, marah tidak apa-apa, tapi lapar jangan. Karena pada dasarnya, marah juga butuh tenaga.
Meskipun Nezia sudah bersi kukuh agar Reizan tidak ikut, pria itu tetap keras kepala untuk terus membuntuti Nezia dari belakang hingga ke kontrakannya. Merasa tidak sanggup lagi karena diikuti, Nezia menghentikan langkahnya dan berbalik, berdiri tepat di depan Reizan.
"Tinggalin aku sendiri! Aku gak mau lagi menderita!" ketus Nezia.
"Tapi kalo aku maunya kamu, gimana?" tanya Reizan.
"Tapi aku gak mau."
Jawaban yang didapatkan kurang memuaskan. Reizan lantas berjalan selangkah lagi agar lebih dekat dengan Nezia, bahkan jaraknnya sangat dekat. Ia kemudian menarik pinggang Nezia agar keduanya benar-benar tidak ada jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEGAL ✔
ActionNama pria itu Reizan Giedeon (34), seorang dokter yang bekerja keras demi mendapatkan kariernya. Sejak istrinya meninggal bersama anak yang sedang dikandungnya, ia menjadi terpuruk hingga kehilangan jati dirinya. Keserakahan dan dendam mengubahnya m...