Terkadang orang gila itu tidak sadar jika dirinya gila
—Writer by Ilegal—
Pagi hari telah menjelang, baru saja Nezia membuka kedua matanya saat sinar matahari menembus melalui tirai. Wanita itu lantas bangkit dari ranjang dan berjalan keluar. Suasana rumahnya masih sama seperti kemarin, sepi seperti tidak ada orang lain. Bahkan ketika ia berjalan menuju sofa tidak ada orang, di sana hanya ada secarik selimut dan bantal saja. Bukankah harusnya ada Reizan? Kemana pria itu?Nezia mencari keberadaannya hingga ke depan rumah, namun tetap tidak ada Reizan. Saat sedang berjalan menuju dapur, ia mendapati di atas meja makannya terdapat makanan yang sudah siap santap lengkap dengan piringnya. Wanita itu pun mendekat dan duduk di kursi. Juga di atas piring terdapat secarik kertas.
'Selamat pagi Bunda. Ayah pergi dulu, jangan lupa makan yang banyak biar dedenya sehat :).'
Tidak sengaja Nezia menarik senyuman dibibirnya. Ia tersentuh hanya dengan membaca tulisan itu. Sudah banyak melakukan hal-hal kecil yang membuatnya teringat akan Reizan yang dulu. Tidak mau ambil pusing, Nezia kemudian menyantap semua makanan yang dimasak sendiri oleh Reizan.
Usai makan, ia pun meletakan piring kotor pada wastafel. Setelah mencuci, ia kembali mendudukan dirinya di kursi untuk menyantap kembali buah apel sebagai pencuci mulut. Ketika sedang mengupas buah apel, suara dentingan dari ponselnya terdengar. Ia membuka ponsel dan melihat satu pesan dari Reizan, pria itu baru saja mengirimkan sebuah vidio.
Karena penasaran ia pun membuka rekaman itu. Awalnya Nezia tersenyum karena sudah lama pria itu tidak mengirimnya pesan, namun senyuman itu pudar saat vidio itu ternyata menayangkan Reizan yang sedang duduk di ujung atap gedung pencakar langit dengan kaki yang diayun-ayunkan.
"Udah makan? Jangan lupa dihabisin. Lihat, langitnya indah, ya. Cuacanya bagus buat meninggal. Ayo ke sini terus lihat aku lompat, pasti sepadan sama rasa sakit kamu. Cepat, datang soalnya aku udah gak tahan lagi." kata Reizan dalam rekaman itu.
Bersamaan dengan rekaman itu, Reizan juga mengirimkan alamat dimana ia berada.
Nezia dibuat ketakutan sendiri, sesegera mungkin ia kembali ke kamarnya untuk mengambil mantelnya. Tidak sempat mandi atau berganti pakaian, wanita itu langsung keluar rumah dengan berlari menghampiri tempat Reizan. Ia pergi dengan menaiki taksi, selama perjalanan ia terus melantunkan doa agar pria itu tidak lompat. Pikir Nezia, Reizan sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya, apa dia balik marah lantaran Nezia belum juga memaafkannya?
Begitu sampainya di gedung yang dimaksud, Nezia langsung turun dari taksi dan membayar ongkosnya. Saat mendongakan kepalanya ke atas, benar saja jika di sana ada Reizan yang masih menggelantungkan kakinya.
"Gak!! Jangan lompat!!" pekik Nezia.
Ia segera berlari memasuki gedung dan memasuki lift, ia lantas menekan tombol untuk tiba dilantai paling akhir. Selama menaiki lift, ia terus saja mengetuk-ngetukkan jarinya di tembok berusaha menenangkan dirinya sekaligus bersabar untuk naik ke tangga paling atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILEGAL ✔
ActionNama pria itu Reizan Giedeon (34), seorang dokter yang bekerja keras demi mendapatkan kariernya. Sejak istrinya meninggal bersama anak yang sedang dikandungnya, ia menjadi terpuruk hingga kehilangan jati dirinya. Keserakahan dan dendam mengubahnya m...